English English Indonesian Indonesian
oleh

Rektor Itu Nabi Benaran atau Nabi Palsu

Sehingga, bila terjadi kejahatan di kampus, lalu diminta bertabayyun, jangan diviralkan, itu bukan mengatasi masalah. Di era digital sekarang, ditambah lagi hadirnya teknologi artificial inteligence (AI), kecanggihan saintek tersebut mengecilkan kemungkinan menyembunyikan hal² yang heboh dan sensetif. Bahkan, perangkat² teknologi itu justru menjadi cara mengonfirmasi atau bertabayyun yang lebih cepat dan tepat. Tidak seperti dahulu kala, berita heboh dan sensetif dibiarkan beredar dari berbisik-bisik antarwarga. Bisik-bisik itu bisa ditambah dan dikurangi. Sulit dikonfirmasi di-tabayyun secara cepat dan akurat, karena belum ada saintek dan serba perkakasnya. Yang ada dulu hanya telepon, telegram dan surat kertas via pos, yang semua itu sifatnya satu arah timbal balik saja, antara si pengirim dan si penerima surat. Sehingga, konfirmasi dan tabayyun sulit terjadi. Sebab, bila berita yang dinyatakan dalam telepon, telegram dan surat itu adalah tidak benar, maka ketidakbenaran itu diterima.

Berbeda dengan era sekarang, berita apapun lalu viral. Bahkan ke seluruh dunia, bisa. Viral membuka jalur interaksi tidak hanya dua arah timbal balik saja, melainkan multi jalur dan arah. Sehingga, pasti ada jalur yang bersifat memberi konfirmasi dan tabayyun atas berita viral yang tidak benar. Secara cepat dan akurat pula.

Karena itu, bila ada yang bertanya bahwa “benarkah Mr. X itu melakukan kejahatan yang didesas-desuskan? Itu berarti si penanya mau bertabayyun dan pasti akan ada dari netizen akan memberi jawaban konfirmatif, cepat, dan akurat. Maka bagi si penanya, sudah selesai.

News Feed