Kegiatan ini berlangsung dengan padat dan efektif, mengingat waktu pelaksanaan yang cukup singkat.
Namun, dengan jadwal yang terstruktur dan fokus pada materi-materi inti, para peserta tetap dapat menerima pengetahuan yang komprehensif. Hal ini sesuai dengan kebijakan pemerintah tentang kehumasan dan peraturan Menteri Agama yang menjadi dasar pelaksanaan kegiatan.
Menurut panitia, keterbatasan anggaran menjadi salah satu tantangan dalam menggelar kegiatan ini. Namun, Balai Diklat Keagamaan Makassar berhasil memaksimalkan sumber daya yang ada untuk memastikan program ini berjalan lancar dan memberikan manfaat nyata bagi para peserta.
Bimtek ini juga menjadi ajang untuk membangun jejaring antarhumas di lingkungan Kementerian Agama. Melalui diskusi dan simulasi yang interaktif, peserta diajak untuk berbagi pengalaman dan saling belajar dalam menghadapi tantangan komunikasi di era digital.
Pada penutupan hari pertama, para peserta menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan Bimtek yang dinilai sangat relevan dengan kebutuhan kerja mereka.
Salah satu peserta, Rahmansyah Unang mengungkapkan, merasa lebih percaya diri untuk menjalankan tugas sebagai humas setelah mengikuti kegiatan ini.
Dengan berakhirnya Bimtek ini, diharapkan peserta dapat menerapkan ilmu yang diperoleh untuk mendukung tugas kehumasan di instansi masing-masing.
Balai Diklat Keagamaan Makassar juga berkomitmen untuk terus menyelenggarakan program-program serupa guna mendukung profesionalisme dan kualitas layanan publik.
Melalui kegiatan seperti ini, Balai Diklat Keagamaan Makassar tidak hanya menjadi pusat pelatihan, tetapi juga motor penggerak bagi pengembangan sumber daya manusia yang berorientasi pada pelayanan prima dan komunikasi efektif. (wis)
