English English Indonesian Indonesian
oleh

Bernapas Lega dengan Oksigen Murni Melalui Terapi Hiperbarik di RSAL Jala Ammari

Muhlis Majid
MAKASSAR

Pagi itu, pukul 09.50, penulis tiba di Rumah Sakit TNI AL (RSAL) Jala Ammari di Jalan Satando, Makassar. Suasana tenang rumah sakit milik TNI AL ini terasa berbeda.

Saya sudah siap menjalani pengalaman tak biasa: terapi oksigen hiperbarik. Sambutan ramah Karumkital Jala Ammari, Mayor Laut (K) dr. Suhadi, membuat rasa penasaran saya kian memuncak.

Setelah diajak berkeliling melihat ruangan terapi dan perangkat canggihnya—Hyperbaric Chamber—saya langsung ditawarkan untuk mencoba. Ini kesempatan langka.

Dengan semangat, saya menuju ruang ganti dan mengenakan pakaian khusus. Tak boleh ada logam yang menempel di tubuh, sehingga jam dan kunci saya simpan di loker khusus.

Petugas mendampingi saya masuk ke dalam tabung besar. Ruangan itu terasa seperti masuk ke dalam kapal selam.

“Anda akan merasakan sensasi seperti menyelam hingga kedalaman 10 meter,” kata petugas. Benar saja, perlahan tekanan di dalam tabung meningkat dan saya merasakan sensasi aneh di telinga, persis seperti saat turun ke dasar laut.

Di dalam tabung, saya tidak sendirian. Ada enam pasien lain, masing-masing duduk santai dengan masker oksigen di wajah. Seorang petugas memastikan semua berjalan lancar.

Waktu terasa berjalan cepat, mungkin karena ada hiburan film di layar televisi kecil. 1 jam 58 menit pun berlalu tanpa bosan. Perasaan sangat nyaman dan terasa napas jadi ringan.

Mayor Laut (K) dr. Suhadi menjelaskan, alat Hyperbaric Chamber ini hanya ada dua di Makassar di RSAL Jala Ammari dan RSUP Wahidin Sudirohusodo. Dia mengatakan  bahwa awalnya, terapi ini ditujukan bagi penyelam yang mengalami gangguan setelah menyelam, seperti kelumpuhan atau pusing.

Kini, terapi oksigen hiperbarik berkembang menjadi solusi berbagai masalah kesehatan, mulai dari diabetes, stroke, vertigo, hingga migrain. Bahkan orang sehat pun bisa mencoba untuk meningkatkan stamina dan kebugaran.

“Pasien berada dalam tekanan setara 14 meter di bawah laut, menghirup oksigen 100 persen selama 90 menit, dibagi dalam tiga sesi. Ini berbeda dengan udara biasa yang hanya mengandung 21 persen oksigen,” jelas Mayor Suhadi.

“Dengan tekanan tinggi, oksigen dapat berfungsi sebagai antibiotik alami, anti-peradangan, dan memperbaiki pembuluh darah,” sambungnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa manfaat dari terapi ogsigen hiperbarik ini paling banyak dirasakan pasien pasca stroke. Kemudian pasien diabetes atau kencing manis.

Di mana dengan terapi ini, penyembuhan luka bisa cepat. “Kenapa orang diabetes bisa cepat sembuh dengan terapi ini karena orang kalau masuk di terapi hiperbarik itu menyebabkan kadar gula turun,” katanya.

Berapa kali harus tetapi ? Mayor Suhadi
menjelaskan bahwa itu tergantung jenis penyakit dan tingkatannya. Jika terapi hiperbarik untuk kebugaran saja, minimal tiga kali berturut-turut.

Kenapa untuk kebugaran harus tiga kali karena titik akumulasi oksigen di dalam tiap orang berbeda-beda. Ada yang hari kedua atau ketiga baru bisa merasakannya.

“Tapi ada juga yang benar-benar capek, malamnya sudah merasakan manfaatnya dari tetapi ini. Tetapi, kalau penyakit klinis, itu tergantung jenis klinisnya. Kalau lukanya lebar, butuh waktu lama. Tapi kalau kecil, maka juga tidak lama,” terangnya.

Sekarang ini, ada 15-20 orang per hari yang datang melakukan  terapi. Hanya saja, terapi ini diakui belum didukung oleh BPJS.

“Itulah kendala kami di sini. Sedangkan pelayanan ini pasti orang harapnya dengan dukungan BPJS,” ungkapnya.

Sejak tahun 2023, kata dia,  sudah dilakukan pendekatan kepada Kemenkes dan BPJS agar terapi oksigen hiperbarik ini bisa masuk. “Semoga nantinya bisa terlaksana supaya masyarakat luas bisa memanfaatkan layanan ini,” harapnya.

Salah satu pasien penyitas stroke, M Ihab (41) menceritakan dirinya yang merasakan manfaat besar dari terapi ini. Dia mengatakan, terapi di RSAL Jala Ammari sejak 2021.

Awalnya, ia diperkenalkan terapi ini dari teman tetangga di perumahannya bahwa ada terapi pengobatan yang sekarang lagi tren. Namanya pelayanan terapi ogsigen hiperbarik.

Setelah mencoba dan rutin tiga bulan berturut-turut, dia mengaku merasakan manfaatnya yang sangat signifikan. “Walaupun mungkin subuh total,” ujarnya.

Hal-hal paling ia rasakan yaitu tidur menjadi nyenyak.  “Karena stroke itu biasanya tidur terganggu. Tapi kualitas tidur saya sekarang  luar biasa tanpa ketergantungan obat-obat dokter,” ungkapnya.

Manfaat Terapi

Terapi Oksigen Hiperbarik (TOHB) merupakan terapi klinis dan penunjang medis dengan pemberian Oksigen murni sebagai media napas dalam ruangan berbentuk tabung dengan *tekanan lebih dari 1 ata.

Manfaat Terapi Oksigen Hiperbarik :

  1. Terapi Utama
         a. Penyakit Penyelaman (Decompression sickness dan Arterial Gas Emboli)
         b. Keracunan gas ( CO, HCN, H2S)
  2. Terapi Penunjang Klinis
         a. Luka DM ( Gangren Diabetikum dan Ulcus Diabeyikum)
         b. Gangguan Syaraf ( Stroke dan neuropati)
         c. Gangguan Telinga ( Telinga berdenging dan Tuli mendadak)
         d. Gangguan Keseimbangan (Vertigo dan Migrain)
         e. Penyempitan pembuluh mata
          f. Luka yang sulit sembuh (Osteomielitis, crush injury, luka bajar, luka pasca operasi, compartement syndrom dan transplantasi)
  3. Non-Terapi
        a. Kebugaran dan Kesehatan (meningkatkan kadar O2, mempercepat recovery, meningkatkan jaringan kolagen untuk kelenturan dan kecantikan kulit).

News Feed