Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan hasil uji laboratorium terkait keamanan anggur shine muscat yang sempat disebut mengandung residu berbahaya oleh Thai Pesticide Alert Network (Thai-PAN), Thailand Consumer Council (TCC), dan Food and Drug Administration (FDA) pada Kamis (24/10/2024) lalu.
Kepala BPOM, Taruna Ikrar, menyatakan bahwa Pusat Pengembangan Pengujian Obat dan Makanan Nasional (PPPOMN) BPOM tidak mendeteksi adanya residu pestisida yang melebihi batas aman pada sampel anggur shine muscat yang diimpor dari Cina itu. chromatography tandem mass spectrum.
Demi menjaga konsumen tetap aman dalam mengonsumsi anggur muscat, BPOM mengimbau untuk memilah dan memilih sebelum membeli buah. Memastikan pangan yang akan dikonsumsi kualitasnya aman dan bermutu.
Masyarakat juga wajib memperhatikan cara penyimpangan pangan pada suhu tertentu hingga memisahkan pangan berdasarkan jenisnya agar menghindari kontaminasi silang.
“Dari hasil parameter uji residu pestisida chlorpyrifos menggunakan metode gas chromatography tandem mass spectrometry (GC-MS/MS), kami temukan bahwa LOD-nya yaitu 0,02 mikrogram per kilogram, dan LOV-nya 0,07 mikrogram per kilogram. Nah, ini menunjukan bahwa ada residu pestisida, tetapi secara kualitatif sebetulnya kita bisa mencontohkan bahwa dengan hasil yang tidak terdeteksi,” kata Taruna dalam Konferensi Pers di Badan Pangan Nasional (Bapanas), Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan pada Senin (4/11/2024).
BPOM melakukan uji laboratorium tersebut dengan berkoordinasi dengan Bapanas dan Badan Karantina Indonesia.