BONE, FAJAR – Kondisi Stadion Lapatau Bone minim perhatian. Sejumlah prasarana mengalami kerusakan dan tak terawat.
Beberapa prasarana Ruang Terbuka Hijau (RTH) rusak, seperti pagar yang ditemukan di beberapa titik telah bengkok, hingga landscape dan taman yang dipenuhi lumut dan rumput liar.
Beberapa tempat sampah juga sengaja dipasang oleh pemerintah tampak tak lagi berada di tempat. Tak hanya itu, sampah juga marak ditemukan tercecer di sekitar kawasan stadion.
Seperti yang ditemukan saat event Car Free Day (CFD), Minggu, 13 Oktober, yang banyak tercecer di kawasan stadion. Sampah bahkan masuk hingga ke kandang rusa di sisi timur stadion.
“Jorok sekali memang, butuh perbaikan, banyak sekali rumput liar tumbuh, lalu sepertinya banyak juga yang tidak peduli sama sampahnya,” keluh pengunjung CFD, Kahfi, warga Tanete Riattang, Minggu, 13 Oktober.
Wahdaniar, warga Kecamatan Amali, yang menyempatkan diri untuk datang juga menilai kondisi stadion butuh pembenahan. “Penjual-jual juga sepertinya harus ditata rapi, kalau perlu ada papan tulisan denda yang buang sampah,” ujarnya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bone Dray Vibrianto saat dikonfirmasi mengakui maraknya kerusakan di area RTH di kawasan Stadion Lapatau. Pemerintah mengeklaim tak tutup mata perihal masalah perawatan dan kerusakan ini.
Pihak DLH telah berupaya mendorong penganggaran perbaikan pada APBD 2024 dan 2025, namun belum dikabulkan oleh tim anggaran akibat kondisi defisit keuangan daerah.
“Kita kendalanya di kondisi keuangan kita sekarang. Jangankan mau buat program (perbaikan prasarana), yang rutinitas saja seperti BBM sampai honor, uang makan, agak tersendat-sendat,” keluh Dray.