FAJAR, MAKASSAR — Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas) telah menjadi kebanggan daerah di Sulsel khususnya, dan menorehkan prestasi internasional dalam bidang pendidikan.
Diambil dari nama tokoh Islam dan Raja Gowa, Sultan Hasanuddin, Kampus ini terus melahirkan akademisi dan generasi pemimpin silih berganti ditanah air.
Atas penamaan Kampus trsebut, Trah Gowa, Takalar, Sanrobone (GTS) berharap nama Kampus Unhas saat ini bisa dilengkapi dengan nama Sultan Hasanuddin.
“Sebagai keturunan leluhur beliau, kami berharap nama lengkap Sultan Hasanuddin digunakan untuk penamaan Unhas. Saya kira tidak mengubah nama, Universitas Sultan Hasanuddin, tetap kampus Unhas,” kata Ketua GTS, Suwadi Idris Amir Kr Mattawang.
Anrong Guru Lau Sanrobone, Suwadi Idris Amir menyampaikan hal itu di sela Dialog Keagamaan dan Budaya serta Haul Karaeng Matoayya di Swissbell In Panakkukang, Minggu, 22 September.
Ia bercerita, 22 September kurang lebih 400 tahun lalu, dua raja besar kesultanan Gowa Tallo mengislamkan Sulsel dan Indonesia Timur. Raja-raja ini resmi menjadikan Islam sebagai agama masyarakat, agama kerajaan yang pada saat itu.
“Alhamdulillah pada saat itu diterima dengan baik oleh mayoritas kerajaan,” sambungnya. Suwadi berharap hal ini menjadi perhatian dan dapat atensi Pemprov atau pemerintah Kabupaten/Kota untuk dijadikan agenda tahunan.
“Mudah-mudahan tahun depan pemprov dan pemerintah kabupaten gowa punya inisiatif untuk melanjutkan apa yang kami lakukan tahun ini. Untuk setiap tahun menjadikan agenda islamisasi ini masuknya islam di Sulsel sebagai agenda tahunan untuk dirayakan,” pungkasnya.