FAJAR, MAROS — Potensi kecelakaan dan kejadian kecelakaan pada pengunjung wisata Bantimurung membutuhkan kelengkapan safety kit bagi pramuwisata lokal maupun internasional. Masih kurangnya pelatihan basic safety dan health management bagi pramuwisata.
Selain itu, belum optimalnya fasilitas rambu-rambu peringatan bahaya di sekitar area wisata. Ditambah dengan perlunya pembenahan terhadap sarana dan prasarana fasilitas kesehatan di sekitar lokasi wisata mendorong tim dosen UMI untuk melakukan upaya pemberdayaan potensi yang ada. Perwakilan mitra dalam kegiatan ini yaitu Risman yang mewakili Himpunan Pramuwisata Indonesia Kabupaten Maros.
Ketua Tim Dosen Pengabdi UMI, Dr Nurmiati menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini yaitu meningkatkan kesiapan dan kapasitas mitra dalam kemampuan basic safety dan health management, serta transfer teknologi. Selain itu juga untuk meningkatkan keterampilan mitra dalam pembuatan video dan buku saku tentang edukasi dan pencegahan kecelakaan di area wisata.
Tak sampai di situ saja kegiatan tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan keterampilan advokasi dalam mengatasi masalah sosial kemasyarakatan di lokasi wisata. Serta mèningkatkan pengetahuan dan keterampilan public speaking kepariwisataan.
“Diharapkan mampu mengatasi masalah kesehatan, ekonomi, sosial kemasyarakatan, dan masalah teknologi, komunikasi, dan Informasi. Masalah tersebut berdampak pada produksi, manajemen, dan pemasaran,” kata Nurmiati, Jumat, 13 September 2024.
Nurmiati menjelaskan, kegiatan ini berkaitan dengan kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM), Indikator kerja utama (IKU) dan fokus pengabdian. Kaitan dengan MBKM yaitu memberikan pengalaman kontekstual lapangan kepada mahasiswa sebagai bagian dari praktik kerja lapangan, menyelesaikan masalah dalam bidang keselamatan dan kesehatan kerja, ekonomi dan sosial masyarakat melalui pengabdian masyarakat.