English English Indonesian Indonesian
oleh

BKKBN Sulsel Dorong Penguatan Pelayanan KB dan Reproduksi KB di Palopo

Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi sudah di angka 11,7 persen (dari target penurunan menjadi 16,41 persen), kemudian peserta KB Aktif (PA) untuk Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) 26,0 persen (dari target 25,0 persen).

Lalu Angka Kelahiran Remaja umur 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR) 24,4 kelahiran per 1000 WUS usia 15-19 tahun (target 32,00 kelahiran).

“Dari empat indikator Sasaran Program Bangga Kencana di Provinsi Sulawesi Selatan, masih ada satu indikator yang memerlukan perhatian kita bersama untuk dilakukan intervensi dan kolaborasi yaitu dalam rangka meningkatkan capaian mCPR,” katanya.

Pj Wali Kota Palopo, Asrul Sani menjelaskan, bahwa Kota Palopo telah melakukan berbagai inovasi dan dukungan pelayanan KB kepada warga, pertama antara yaitu dengan penyedian fasilitas layanan Kesehatan yang melayani KB sebanyak 23 titik dari 9 kecamatan.

“Jumlah anggaran BOKB peningkatan kesertaan penggunaan MKJP di Kota Palopo sebanyak Rp544.160.000.00. Dukungan pelayanan KB bergerak Rp7.500.000, fasilitasi dan pembinaan Pendampingan bumil dan pasca salin Rp1.081.080.000,” kata Asrul.

Selain itu, Pemkot Palopo juga memberi dukungan kepada Kader IMP (PPKBD/SUB PPKBD) melalui pembinaan dan peningkatan kapasitas kader, intensif kader sebanyak 500 orang.

Namun, Asrul mengakui bahwa untuk meningkatkan permintaan pasangan usia subur ber-KB dan pemenuhan pemasangan kontrasepsi, program dan pelayanan KB terdapat tantangan dan kendala di lapangan.

Salah satunya yakni mitos dan kepercayaan masyarakat tentang KB, fertilitas, dan risiko kesehatan, dukungan pemangku kepentingan baik tokoh agama, tokoh masyarakat, keterbatasan akses pelayanan KB di daerah khusus, tensi calon akseptor, hingga tingkat kesadaran PUS tentang pentingnya penggunaan Alkon.

News Feed