English English Indonesian Indonesian
oleh

Ketahanan Pangan: Urban Farming Solusi Pemuda

FAO memperkirakan bahwa pada tahun 2050 populasi dunia akan meningkat menjadi 9,6 miliar. Produksi pertanian harus meningkat 70% agar dapat memenuhi kebutuhan penduduk yang begitu besar (Budiharto, 2019). Jika tidak terpenuhi, dunia akan terancam krisis pangan. Isu kritis lainnya adalah sulitnya regenerasi tenaga kerja di bidang pertanian. Menghadapi ancaman krisis pangan, pemerintah perlu memperkuat produksi produk pertanian dan ketersediaan pangan lokal untuk menggantikan komoditas pangan impor salah satunya melalui program pompanisasi.

Namun perlu dipahami bahwa sektor pertanian kita hari ini juga diperhadapkanpada dua masalah yang krusial yaitu alih fungsi lahan pertanian dan menurunnya minat pemuda untuk bergerak di sektor pertanian.

Hal ini dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik (BPS)menunjukan luas lahan pertanian di Indonesia yang mengalami penurunan sekitar 110.000 ha/tahun di sisi lain Menurut catatan IFAD (International Fund for Agricultural Development) yang dirilis oleh kompas.com, saat ini jumlah petani di Indonesia yang berusia di bawah 39 tahun persentasenya hanya sekitar delapan persen. Itu artinya, mayoritas petani atau 92 persen adalah generasi yang lebih tua karena berusia di atas 39 tahun.

Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi dua masalah diatas adalah penerapan urban farming. Urban farming dapat dilakukan dengan memanfaatkan ruang terbuka menjadi lahan yang produktif untuk berkebun. Banyak manfaat yang bisa didapat dari pelaksanaan urban farming.

News Feed