Research Centre of Society and Culture, the National Research and Innovation Agency (BRIN), Desmiwati mengatakan, sebuah hasil penelitian sebisa mungkin dipublikasi. Khususnya media.
Sama halnya, kata dia, penelitian terkait perubahan iklim dan dampak-dampaknya. Hanya saja, terkadang hasil riset atau penelitian yang dipublikasi di media kurang mendalam.
Praktis, diakuinya, media hanya mengambil pada liputan ilmiah dan penemuan baru. Kemudian, kebijakan dan regulasi, dampak sosial dan ekonomi, inovatif, solusi, advokasi dan aktivisme.
Hanya saja, apakah semua itu sudah mengarah untuk membuat kesadaran publik terkait perubahan iklim itu akurat? Hal ini jadi pertanyaan penting. Menurutnya, jawabannya adalah belum.
Mengapa? Sebab, kata dia, liputan yang dilakukan belum mendalam. Hal-hal inilah yang kerap menjadi bahan diskusi teman-teman periset. “Media harus bisa memotret secara mendalam terkait kehidupan masyarakat yang menjadi korban dari dampak perubahan iklim,” pintanya. (*)