FAJAR, MAKASSAR — Komoditas ekspor Sulsel terus dilirik pasar internasional. Salah satunya komoditas porang yang sudah mulai intens untuk diekspor.
Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sulselbar, Arief R Pabettingi menuturkan bahwa tren ekspor komoditas porang saat ini terus menunjukkan kinerja yang positif. Harganya juga terus menunjukkan peningkatan.
“Walau kondisi sekarang harga porang, jenis umbian masih tertekan diangka Rp8 ribu per kilo, namun harga ini sudah cukup bagus mengingat beberapa bulan lalu hanya Rp6 ribu per kilo, dan petani berharap di angka Rp10 ribu,” ucapnya, Jumat, 28 Juni.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa khusus pada Juni, porang di Sulsel sedang dalam posisi panen dan ini akan membuat volume stok porang akan banyak di Sulsel.
“Beberapa pekan ini beberapa pelaku usaha ekspor, melakukan ekspor ke negara Tiongkok, Thailand, dan Vietnam serta beberapa negara Eropa dengan volume 1-2 kontainer 40 feet dalam satu pekan,” tuturnya.
Ia membeberkan bahwa dalam satu kontainer itu bisa mencapai 23 ton. Jadi dalam satu pekan bisa sampai 70 ton dan satu bulan bisa 280 ton porang yang diekspor.
“Ekspor sudah berlangsung sejak April. Penyuplai porang itu dari Bulukumba, Sidrap, Bone, Luwu, dan beberapa kabupaten yang di Sulsel,” katanya.
Ia juga menuturkan bahwa dengan mulai stabilnya harga, ini akan membuat pelaku usaha, petani maupun eksportir nyaman dan berkeinginan agar proses ekspor porang Sulsel makin meningkat.
“Apalagi porang sudah dilirik pasar internasional, porang ini bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan, kosmetik, bisa menjadi alternatif pengganti beras. Dan yang di ekspor selama ini dalam bentuk umbian dan chips,” tuturnya.