FAJAR, MAKASSAR – Ratusan peserta mengikuti nonton bareng (nobar) film Love is in the Air di XXI Trans Studio Mall (TSM) Makassar, Sabtu (15/6/2024).
Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) di Makassar.
Diketahui, Makassar adalah salah satu dari sepuluh kota se-Indonesia yang menjadi lokasi Festival Sinema Australia Indonesia tahun 2024. Kota lain yang turut serta dalam festival ini termasuk Jakarta, Bandung, Surabaya, Mataram, Yogyakarta, serta untuk pertama kalinya Manado, Balikpapan, Samarinda, dan Padang.
Konsul Jenderal Australia di Makassar, Todd Dias, mengatakan bahwa pihaknya sangat bangga karena ini merupakan tahun kesembilan Festival Sinema Australia di Makassar. Festival Sinema Australia kali ini juga istimewa karena tahun 2024 Australia dan Indonesia merayakan 75 tahun hubungan diplomatik antara kedua negara.
“Festival Sinema Australia tahun ini sangat besar karena diadakan di 10 kota, termasuk Makassar,” kata Todd Dias.
Pihaknya juga mengaku bangga karena bisa mendatangkan langsung produser film asal Australia, Steve Jaggi. Sebelum mengikuti pemutaran film, Steve Jaggi juga berbagi ilmu dan pengalaman memproduksi film Love is in the Air melalui masterclass. Masterclass ini diikuti puluhan peserta di Saoraja Ballroom Wisma Kalla, Jalan Sam Ratulangi, Makassar, Sabtu (15/6/2024).
“Steve Jaggi adalah produser terkenal di Australia, dan memang film yang ditayangkan adalah karya Steve Jaggi,” kata Todd Dias.
Produser film Love is in the Air, Steve Jaggi, mengatakan bahwa lokasi pembuatan film tersebut sangat indah. Menurutnya, Makassar juga memiliki banyak tempat yang luar biasa dan cocok dijadikan sebagai lokasi produksi film.
“Ini adalah peluang bagus untuk sineas di Makassar,” kata Steve.
Kadis Pariwisata Kota Makassar, Mohammad Roem, mengapresiasi kegiatan Festival Sinema Australia di Makassar. Roem mengatakan bahwa kegiatan ini sangat membantu pariwisata, khususnya sub sektor film sebagai ekonomi kreatif.
“Kita tahu sub sektor film ini adalah salah satu dari empat sub sektor unggulan, selain film, fesyen, dan kriya,” kata Roem.
Menurut Roem, sineas Makassar juga membutuhkan pengalaman dari produser film luar, termasuk dari Steve Jaggi.
“Ini bermanfaat bagi kami di Makassar dalam pengembangan sub sektor film,” tambah Roem. (*)