BELOPA, FAJAR— Intensitas hujan di Kabupaten Luwu mulai menipis. Juni ini berdasarkan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sudah memasuki musim kemarau.
Observer Stasiun Meteorologi BMKG Andi Djemma Masamba, Hario Bimo Bismantoko mengatakan sesuai perkiraan sebenarnya saat ini sudah masuk musim kemarau.
“Untuk musim kemarau, harus sudah masuk di bulan Juni ini. Namun masih disertai hujan ringan dan sedang,” kata Hario kepada FAJAR, kemarin.
Hujan sedang dan ringan masih terjadi di Luwu dan sekitarnya. Diprediksi intensitas hujan makin menurun. Bahkan puncak kemarau September mendatang. Hujan makin berkurang hingga terjadi kemarau.
Berkurangnya intensitas curah hujan hingga puncak kemarau September mendatang harus menjadi perhatian. Apalagi terhadap sektor pertanian. Petani di Luwu harus pasang kuda-kuda. Ketersediaan air pun perlu diantisipasi agar aktivitas petani dalam bercocok tanam tidak terhambat.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan, Dinas Pertanian Luwu, Islamuddin mengaku telah mempersiapkan para petani menghadapi musim kemarau. “Sebagian petani di Luwu sudah turun sawah dan kita pikirkan sawah tidak mengalami kekeringan,” katanya.
Dia akan berupaya mengadakan pompa air. Tinggal mencari mata air. Bukan hanya itu, dia meminta para petani melakukan percepatan musim tanamnya. Itu sebelum musim kemarau tiba.
Solusinya musim tanam dipercepat. Percepatan ini agar petani dapat memanfaatkan curah hujan yang masih ada saat ini. (shd/zuk)