FAJAR, MAKASSAR– PT Bantimurung Indah, bagian dari unit bisnis Bosowa Corporindo di sektor Agro, telah memperoleh perhatian dari pasar Eropa untuk produk rumput lautnya.
Melalui proses pengolahan yang cermat, perusahaan ini berhasil mengekspor beragam varian produk rumput laut ke Prancis dan Inggris, serta menarik minat dari negara-negara lain seperti Argentina, China, Taiwan, dan Filipina.
Produk rumput laut yang diekspor oleh PT Bantimurung Indah, seperti ATC (Alkali Treated Cottonii), ATS (Alkali Treated Spinosum), dan SRC (Semi Refine Carrageenan).
Chief Executive Bantimurung Indah, Muhammad Akhsan menjelaskan bahwa Bantimurung Indah mampu menjual minimal satu kontainer SRC 25 ton setiap bulannya ke pasar Eropa.
Meskipun Bosowa memiliki budidaya rumput laut sendiri, bahan baku yang digunakan oleh Bantimurung Indah berasal dari pengepul dengan pertimbanganstandarisasi kualitas yang telah ditetapkan.
“Proses produksi rumput laut olahan untuk satu kontainer SRC 25 ton membutuhkan waktu minimal dua pekan, tergantung pada ketersediaan bahan baku berkualitas dan kondisi cuaca,” ucapnya.
Bantimurung Indah juga memberdayakan masyarakat di sekitar lokasi pabrik dalam proses produksi dan pengolahan rumput laut, yang telah diberikan pembekalan dan pelatihan tentang tata cara produksi serta aturan keselamatan kerja.
Selain itu, unit bisnis Bosowa Agro lainnya adalah Bosowa Isuma, juga aktif dalam bidang budidaya pertambakan, termasuk ikan, udang, dan gracilaria(rumput laut).
Dengan total lahan lebih dari 150 hektare di Maros dan Pinrang, Bosowa Isuma mampu memproduksi hingga 120 ton per tahun ikan dan udang, yang kemudian didistribusikan ke pasar lokal.
Produk unggulan seperti ikan nila, ikan bandeng, udang vaname, dan gracilaria menjadi pilihan utama bagi pelanggan, yang juga dapat membeli secara langsung di lokasi tambak dengan harga lebih terjangkau.
Selain berperan sebagai penyedia produk, Bosowa Isuma memberikan kontribusi positif dalam penelitian dan diskusi mengenai budidaya pertambakan.
“Utamanya terhadap institusi pendidikan sampai instansi Pemerintahan dengan menyediakan lahan tambak untuk keperluan penelitian serta berpartisipasi aktif dalam strategi dan manajemen budidaya yang berkelanjutan,” ucapnya.
Salah satu petani Rumput Laut di Maros, Nurwahidah mengatakan dirinya bisa menyumbang sekitar 1 ton rumput laut selama dua bulan.
“Katanya rumput laut kami memiliki keunggulan sebagai turunan Carrageenan yang penting dalam industri makanan, obat-obatan, dan kosmetik,” ucapnya.(wis)