MAKASSAR, FAJAR — Keberlanjutan ekosistem laut tidak cukup hanya dengan rehabilitasi. Pencegahan dan pengetahuan tentang ilmu kemaritiman menjadi kunci.
Banyaknya kerusakan terumbu karang yang disebabkan ulah manusia menjadi bumerang bagi kehidupan itu sendiri. Limbah perhotelan dan sampah masyarakat yang tidak terkontrol, pengeboman dan pembiusan ikan, pengambilan pasir untuk bahan bangunan adalah diantara dari banyaknya penyebab kerusakan terumbu karang.
Padahal, terumbu karang merupakan rumah bagi banyak biota laut. Kerusakan terumbu karang, lamun, dan mangrove akan mengakibatkan semakin menjauhnya sumber daya laut dari daratan. Sehingga, semakin sulit pula manusia untuk mendapatkan pangan.
Banyak orang tidak menyadari, bahwa membuang sampah sembarangan sekalipun di daerah pegunungan bisa saja berakibat perusakan ekosistem laut.
Oleh karena itu, Yayasan Kitaji Pinisi Indonesia bekerja sama dengan Yayasan KEHATI dan mendapatkan dukungan dari Pasar Modal Indonesia menggelar Program Edukasi Maritim. Di mana targetnya merupakan para pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat.
Bersamaan dengan peringatan World Ocean Day, Sabtu, 8 Juni, YKP Indonesia bersama sebanyak 22 siswa MAN 2 Makassar berlayar menuju Pulau Barrang Caddi. Pulau ini merupakan salah satu kawasan di mana proyek Coral Garden digarap bersama pemerhati lingkungan laut.
Pendiri Yayasan Kitaji Pinisi Indonesia Imran Lapong mengatakan, edukasi yang diberikan kepada siswa secara komperhensif. Edukasi maritim bertujuan mengajak kaum muda sejak dini untuk peduli terhadap ekosistem laut.