Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky — hari ini berada di Singapura. Zelensky berada Singapura untuk menghadiri sekaligus berpidato dalam forum keamanan, Dialog Shangri-La, sekaligus menggalang dukungan untuk negaranya dari kalangan negara Asia. Meskipun dialog ini sendiri dihadiri oleh Menteri Pertahanan dari seluruh dunia.
Dalam kunjungan ke luar negeri yang langka ini, Zelensky mengaku agendanya adalah mengumpulkan dukungan lebih luas untuk negaranya, yang menghadapi serangan selama kurang lebih dua tahun dari Rusia. Adapun tema forum yang bakal dihadiri Zelensky dalam sesi pleno tersebut adalah “Mengimajinasikan Kembali Solusi untuk Perdamaian Global dan Stabilitas Regional”.
Hal yang menarik perhatian media — adalah adanya agenda pertemuan antara Zelensky dan delegasi Tiongkok yang dipimpin oleh Menteri Pertahanan Dong Jun. Zelensky sering bertemu dengan orang-orang Amerika dan Eropa, jadi media menggambarkan bahwa dia menggunakan forum ini untuk berkomunikasi langsung dengan komunitas Asia.
**
Kita sama ketahui bahwa Zelensky terus berupaya untuk membujuk negara-negara dunia untuk mendukung konferensi perdamaian yang akan diadakan di Swiss pada tanggal 15 dan 16 Juni mendatang. Rusia sudah menyatakan bahwa mereka tidak akan mengikuti konferensi tingkat tinggi tersebut, dan Tiongkok telah mengatakan bahwa akan sulit bagi mereka untuk hadir jika Rusia tidak berpartisipasi.
Zelensky sendiri mengunjungi Spanyol, Swedia, Portugal, dan Belgia untuk mencari lebih banyak senjata dan bantuan bagi militernya yang makin kesulitan menghadapi serangan Rusia. Termasuk ratusan serangan udara terhadap fasilitas listrik Ukraina sepanjang perang, yang menyebabkan kerusakan besar dan kekurangan energi ketika pertahanan udara Ukraina berjuang untuk mengusir gelombang drone dan rudal.
Ukraina sendiri tidak diizinkan oleh Amerika maupun beberapa negara Eropa untuk menggunakan senjata bantuan mereka untuk menyerang Rusia. Presiden Vladimir Putin mengancam negara-negara Barat yang memasok senjata ke Ukraina, agar mengawasi agar senjata itu tidak dipakai untuk menyerang Rusia. Bagi Putin, meski serangan dilakukan militer Ukraina, tanggung jawab tetap dipikul negara Barat. Pernyataan keras ini disampaikan Putin saat berkunjung ke Uzbekistan, sebagai respons atas pandangan Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa Ukraina harus diizinkan ”menetralkan” pangkalan Rusia yang digunakan untuk meluncurkan rudal. Hal senada disampaikan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg yang menyerukan agar Ukraina diijinkan menggunakan persenjataan bantuan itu untuk menyerang wilayah Rusia setelah perang lebih dari dua tahun. Hal itu membuat Putin bersuara dan menebar ancaman terhadap negara-negara NATO dan Eropa.
Putin menegaskan, eskalasi berkelanjutan akan menjurus pada konsekuensi yang serius. Di Eropa khususnya negara kecil, mereka harus berhati-hati dengan siapa mereka bermain. Ia juga menegaskan, banyak negara Eropa yang memiliki wilayah kecil dan padat penduduk. Ia juga mengatakan setiap langkah dari negara yang mengirim mereka secara resmi bakal menjadi eskalasi lainnya, dan langkah maju lainnya terkait konflik di Eropa dan global.
**
Kita berharap tak ada eskalasi baru dan meluas terkait perang Rusia-Ukraina. Kita berharap pernyataan Putin yang mengatakan, “Kami akan melakukan semua yang kami pikir harus dilakukan, terlepas siapa pun yang ada di wilayah Ukraina.”
Apalagi jika Rusia melebarkan serangan ke negara Eropa lainnya. Dunia tentu akan semakin ruwet termasuk situasi ekonomi global. Apalagi perang Israel-Hamas juga belum ada tanda-tanda akan berakhir. Kita pun berharap eskalasi retorika dan ancaman para pemimpin dunia itu, tidak dikonkretkan dalam perang yang hanya mengancam kemanusiaan di manapun.*