MAKASSAR, FAJAR — Pemerintah Indonesia punya target, biaya logistik nasional bisa diangka sembilan persen pada tahun 2045 mendatang. Dua tahun pasca merger, PT Pelindo Multi Terminal (SPMT) sebagai salah satu Subholding Pelindo, turut bekerja keras mempercepat target itu terwujud.
Salah satu kunci utama untuk menurunkan biaya logistik adalah efisiensi layanan pelabuhan. SPMT mengoptimalkan transformasi demi peningkatan kualitas layanan pelabuhan agar mendorong terciptanya rantai logistik yang lebih efisien.
Pelindo Multi Terminal bertugas mengawal denyut nadi logistik operasional pelabuhan nonpetikemas di Indonesia. Hingga 2024, SPMT yang berdiri sejak tahun 2021 ini mengelola 32 Cabang Pelabuhan yang sebagian dikelola oleh Anak Perusahaan yaitu PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IKT), Pelabuhan Tanjung Priok (PTP), dan PT Terminal Curah Utama (TCU).
Sebagai komitmen untuk menghadirkan layanan operasional dan komersial yang unggul, SPMT melakukan transformasi di seluruh pelabuhan yang dimulai dengan tahap standardisasi, diikuti oleh sistemisasi, dan akan dilanjutkan melakukan integrasi.
Pada 2023, SPMT mencatatkan kinerja yang positif dalam pelayanan arus muatan barang curah kering seperti batu bara, bijih besi, gula, kedelai, dan lainnya naik 5,9 persen year on year (yoy) sebesar 55,1 juta ton. Sementara curah cair juga mengalami peningkatan 8,9 persen (yoy) sebesar 30,3 juta ton. Arus general cargo dan bag cargo mengalami peningkatan 9,8 persen dibandingkan 2022 sebesar 25,2 juta ton. Adapun arus barang berupa gas mengalami peningkatan 49,8 persen sebesar 13,1 juta MMBTU.