English English Indonesian Indonesian
oleh

Situs Leang Tedongnge: Lukisan Babi Rusa Berusia 45.500 Tahun, Melihatnya dari Jarak Satu Meter

Desa Biku ini belum ada akses jaringan internet. Warga yang ingin mengakses jaringan internet pun harus ke Dusun Bunga Eja. Sementara untuk listrik mereka menggunakan tenaga surya dan genset, sementara sumber air bersih, warga harus berjalan kaki menuju mata air. Jaraknya cukup lumayan jauh.

**

Data wawancara yang kami dapatkan dari warga setempat, banyak hal yang menarik. Salah satunya terkait asal usul dari nama situs Leang Tedongnge. Kata leang artinya gua dan tedong diambil dari nama kerbau. Kata warga, nama situs diberi nama tersebut karena dahulu, jika terjadi banjir di daerah itu, warga akan membawa kerbaunya atau tedong-nya masuk ke dalam gua untuk berlindung. Jadilah, nama Leang Tedongnge sebagai yang familiar. Jika sudah berteduh, warga akan menyalakan api dengan kayu di dalam gua agar tidak kedinginan. Namun, akibat dari pembakaran tersebut, ada beberapa lukisan yang tidak dapat teridentifikasi lagi keberadaannya.

Setelah melakukan wawancara dengan warga setempat, kami pun memutuskan untuk masuk dan melihat secara langsung. Tim dibagi 9 kelompok. Per kelompok yang masuk pun sudah diatur. Tak diperbolehkan beramai-ramai, hanya maksimal 7 orang. Namun, diperbolehkan masuk ke dalam gua secara bersamaan, tetapi jarak minimal dari lukisan yakni 1 meter dan tidak diperkenankan memotret menggunakan flash.

Warisan Arkeologis

Setiap kelompok memiliki waktu 30 menit untuk mencari dan memotret lukisan. Saat kelompok saya diperkenankan masuk, ternyata harus naik di atas batuan yang besar agar dapat melihat lukisan dengan jelas. Dengan menggunakan senter, kami dipersilakan mencari lukisan dan pigmen yang tersisa di dalam gua tersebut. Saya pun dapat menyaksikan lukisan babi, rusa, serta telapan tangan di gua itu dari dekat.

News Feed