Data dari BNPB per Rabu (8/5) menunjukkan bahwa jumlah korban meninggal dunia akibat bencana ini di 6 kabupaten mencapai 15 orang, diantaranya 13 orang di Luwu, dan 2 orang lainnya di Sidrap dan Wajo. Selain itu terdapat puluhan orang luka-luka dan ratusan rumah serta infrastruktur lainnya rusak akibat bencana.
‘’Kami belum mendapatkan informasinya berapa disabilitas yang terdampak atau korban bencana. Bukan hanya dalam publikasi media, bahkan dalam media website BNPB sebagai institusi yang leading dalam penanganan bencana juga tidak memuat data disabilitas yang terdampak atau korban,’’ tegas Ketua DPD PPDI Provinsi Sulawesi Selatan ini.
Memastikan kebenaran dugaan DPD PPDI Sulsel terhadap tidak tersedianya data disabilitas yang terdampak atau korban bencana, sudah dilakukan dengan komunikasi mulai Pusdalops BNPB Pusat, BPBD Provinsi Sulsel, sampai memastikan di Pusdalop BPBD Luwu yang ada di Posko Induk Tanggap Darurat Bencana di Lapangan Andi Djemma Kabupaten Luwu. Semuanya mengakui tidak tersedia.
‘’Itu hasil pemantauan dari Tim PPDI Sulsel pada hari Sabtu tanggal 11 Mei 2024 yang kami inisiasi terdiri dari Koordinator Wilayah V DPD PPDI Provinsi Sulawesi Selatan, DPC PPDI Kabupaten Luwu dan DPC PPDI Kota Palopo. Malah tim kami sempat ke sana-kemari mencari datanya. Pertama menemui petugas di Posko Pusdalops BPBD Luwu, tapi kelihatan kebingungan, kemudian diarahkan ke Posko Dinas Kesehatan. Hal yang sama juga terjadi. Lalu ditunjuk supaya ke Posko Dinsos Provinsi yang katanya melakukan perekapan data kelompok rentan. Sampai di Posko Dinsos Provinsi Sulsel, disodorkan print out data Rekap Asesmen Pengungsian Bencana Kabupaten Luwu yang di dalamnya tidak ada disabilitas. Pertanyaannya, apa mungkin tidak ada disabilitas yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor?’’ lanjut Faluphy menyansikan.