“Kami turut serta, mengingat bahwa hari ini adalah Hari Tari Dunia 2024. Kami juga diberikan kesempatan untuk berkreasi dalam tarian. Tarian yang kami bawakan bernama Tari Yassiamaturusi dikoreografikan dengan tari-tari baru. Sehingga ini menjadi sangat menarik untuk diikuti,” ucap Kusniawati Ramadani K (18), penari yang akrab disapa Kusni.
“Untuk persiapan dan latihan kami hanya membutuhkan waktu kurang lebih semingguan dalam menguasai tarian koreografi tersebut. Kuncinya hanya satu, fokus dengan apa yang dikerjakan dan yakin terhadap kemampuan individual yang dimiliki,” imbuh penari Putri Zahra Mardatillah (18).
Kusni dan Zahra memberikan tips agar percaya diri tampil dan yakin akan kemampuan. “Caranya itu harus yakin dan semangat tanamkan dalam diri. Jangan pandangkan mata ke penonton, fokus dan resapi setiap gerakan, nikmati alur dan iringan musik yakin dan percaya semuanya akan berjalan lancar, dan untuk meningkatkan kemampuan dalam berekspresi agar tersampaikan dengan baik yaitu dengan harus menyatu didalamnya. Anggaplah pada saat itu kita adalah seorang penari profesional,” saran mereka.
Pengunjung sekaligus penikmat seni, Rachmat Amar Suryansah (21), sangat tertarik menyaksikan pertunjukan tari tersebut.
“Saya ingin mendalami keindahan gerakan dan ekspresi yang disajikan. Saya merespons emosi atau pesan yang disampaikan melalui tarian dengan terbuka dan berusaha memahami maksud di balik setiap gerakan dan ekspresi yang ditampilkan oleh para penari,” papar Amar. (*)
Penulis:
Muhammad Raihan Maulana Rasyid
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Sastra UNMSaat ini sedang dalam Program Magang Mandiri di Harian FAJAR