English English Indonesian Indonesian
oleh

Terjebak di Persimpangan Hati

Anara duduk dengan khusyuk, memohon kepada Allah. Ia juga tak lupa untuk merenungkan ayat-ayat suci Al-Qur’an yang membahas tentang cinta dan hubungan antara manusia. Hatinya terasa lega, Anara menangis dalam sujudnya. Melepaskan segala kegelisahaan dan keraguan yang ia rasakan.

Selepas salat tahajud, Anara merasa lebih tenang dan lebih yakin. Kini, ia tahu bahwa ia harus bertindak. Entah itu untuk mengungkapkan perasaannya atau untuk menerima kenyataan bahwa mereka mungkin hanya akan tetap sebagai teman biasa. Namun, ia tahu bahwa ia akan menerima apa pun jawaban yang Allah berikan kepadanya.

Keesokan paginya, Anara duduk di kursi belajarnya dengan tekad yang baru. Ia memutuskan untuk menulis surat kepada dirinya sendiri, mengingatkan dirinya bahwa ia layak mendapatkan kebahagiaan lain. Ia harus belajar untuk melepaskan beban masa lalu dan merangkai masa depan.

Meskipun, bayang-bayang masa lalu masih ada, dia merasa lebih kuat dan berani untuk menghadapinya. Tak lupa, ia mendoakan agar seseorang itu selalu mendapatkan kebahagiaan di luar sana, walau tanpa kehadiran Anara di kehidupannya. (*)

News Feed