Oleh:
Nurhizyam Fitriah Hasri
Mahasiswa Jurusan Psikologi UNM
Saat ini dalam program Magang Jurnalistik di Harian FAJAR
“KITA kedatangan siswi baru, namanya Lily. Silakan cari tempat duduk yang kosong ya, Lily,” ucap ibu guru mempersilakanku duduk.
Aku Lily, dan ini adalah hari pertamaku di sekolah baruku. Ketika aku menelusuri kelas itu, sekilas terlihat orang-orang baru. Namun di sana ada beberapa orang yang sudah aku kenal, yaitu sahabatku. Mereka tinggal di sekitaran rumahku. Mereka adalah Gita, Alya, Alif, dan Aldi.
Aku duduk dengan sahabatku, Alif. Mau tidak mau ya harus mau, karena dia adalah siswa yang agak nakal. Wali kelasku menyarankan aku duduk bersamanya. Katanya sih ada harapan, dia akan berubah jika duduk denganku.
Tapi dia termasuk orang yang pintar dan cool dengan sikapnya yang masa bodoh. Dia memang menyebalkan tapi dia manis. Aku senang melihatnya tertawa, karena dia begitu manis dengan lesung di pipi sebelah kanannya.
Awalnya aku selalu mengeluh tidak kuat duduk dengannya. Dia selalu saja berisik di tengah pembelajaran. Jadi aku sering memarahinya dan semakin kesal jika ia memarahiku balik. Tapi setelah beberapa lama, aku jadi terbiasa dan dia juga menjadi kalem semakin harinya.
Seiring berjalannya waktu, aku merasa aku menyukai Alif. Entah ini sebatas perasaan sesama sahabat, ataukah ada cinta yang timbul. Aku tidak mengerti karena aku masih labil. Aku hanya memendamnya dalam hati, karena aku takut jika ia mengetahuinya, ia akan menghindariku dan persahabatan kita tidak akan berjalan dengan baik.