Lalu aku mengkonfirmasi semua itu, aku harap pada pembelaan darinya. Tapi ternyata dugaanku salah, respons darinya membuatku semakin sedih.
“Iya, aku dekat dengannya. Tapi sebagai teman saja,” ucapnya.
“Kenapa,” tanyaku.
“Memang apa salahnya,” jawabnya yang membuatku semakin sakit hati.
“Tidak masalah, maaf aku mau putus,” ucapku tanpa berpikir panjang.
“Oke,” dengan santainya dia menjawabku dengan kata itu.
Setelah kejadian itu, Alif terasa jauh dan tidak pernah menghubungiku. Aku merasa begitu asing dengannya. Seperti orang yang tidak pernah saling kenal. Beberapa hari kemudian, aku mendengar kabar bahwa Alif dan Syifa jadian.
Sesak rasanya mendengar mereka berpacaran, namun itu semua keputusan Alif. Karena aku yang mengakhiri hubungan dengannya dan dia berhak melakukan apapun. Namun sampai saat ini, aku berharap semoga ia selalu bahagia dengan keputusannya. (*)