FAJAR, MAKASSAR — Kredit usaha rakyat (KUR) diharapkan dapat menekan angka kemiskinan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, angka kemiskinan mengalami peningkatan.
BPS Sulsel mencatat pada 2022 angka kemiskinan 777.440 ribu jiwa dan mengalami peningkatan sebanyak 788,85 ribu jiwa pada 2023 di Sulsel.
Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulsel mencatat untuk wilayah Sulsel berhasil menyalurkan Rp15.460,99 miliar selama 2023.
Pengamat Ekonomi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Sutardjo Tui menjelaskan, pemberian kredit akan menguntungkan pihak perbankan, dan dapat juga menaikkan tingkat keberhasilan pemerintah daerah (pemda) dalam hal menekan angka kemiskinan.
Karena salah satu ukuran keberhasilan pembangunan pemda adalah dapat menurunkan jumlah masyarakat miskin.
“Pemberian kredit dapat menggerakkan perekonomian serta meningkatkan taraf hidup orang banyak termasuk menggerakkan pembangunan di suatu daerah,” katanya, Rabu, 24 April 2024.
Sutardjo memaparkan, bahwa dengan adanya perbankan dapat menjadikan ketertarikan investor melakukan investasi, sehingga akan terjadi peningkatan PDRB yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi dan dapat mengurangi pengangguran serta mengurangi jumlah masyarakat miskin.
“Bagusnya perbankan dalam menyalurkan kredit dapat memberikan pemerataan untuk semua daerah. Karena penyaluran kredit yang tidak merata dapat menghambat perekonomian. Terutama apabila perbankan hanya mengeluarkan kredit pada wilayah yang dianggap maju dan tidak merata ke daerah-daerah yang membutuhkannya,” urainya.