Seorang mantan teman satu selnya, yang berbicara kepada BBC tanpa menyebut nama, mengatakan: setelah tanggal 7 Oktober, itu adalah penyiksaan total.
“Mereka memukuli kami tanpa alasan, mereka menggeledah kami tanpa alasan. Bahkan jika Anda memandang seseorang dengan cara yang salah,” ungkapnya..
Dia menggambarkan dirinya melihat Abdulrahman dipukuli habis-habisan di hadapannya dan orang lain.
“Pada jam 9 pagi, mereka masuk ke sel kami, dan mulai memukuli kami. Salah satu penjaga mulai menghina orang tua Abdulrahman dan dia mulai melawan,” ujarnya.
Abdulrahman kemudian dipindahkan ke sel lain dan disiksa. “Mereka memukulinya dengan kejam, dan membawanya ke sel lain di lantai atas selama seminggu. Selama waktu itu Anda bisa mendengar dia menangis kesakitan,” bebernya.
Dia mengaku baru mengetahui kematian Abdulrahman setelah keluar dari penjara seminggu kemudian.
Layanan penjara Israel tidak secara langsung menjawab pertanyaan BBC tentang kematian Abdulrahman atau 12 orang Palestina lainnya yang menurut Komisi Urusan Tahanan telah meninggal.
Mereka hanya mengatakan: “Kami tidak mengetahui klaim yang dijelaskan dan sejauh yang kami tahu. itu tidak benar.”
Profesor Danny Rosin, dokter dari kelompok Dokter Hak Asasi Manusia, menghadiri pemeriksaan jenazah Abdulrahman Mari. Pernyataannya menguatkan apa yang dikatakan teman satu sel dan saudara laki-laki Abdulrahman kepada BBC.
Laporan Prof Rosin menyebutkan terlihat memar di dada kiri Abdulrahman, dan beberapa tulang rusuk patah. Luka lebam bagian luar juga terlihat di punggung, bokong, lengan dan paha kiri, serta kepala dan leher bagian kanan tanpa ada patah tulang di bawahnya.