Sejauh ini Kopidukasi sudah melatih ribuan barista. Setelah pelatihan ada lembaga yang menangani sertifikasi namanya LSP Budi Daya Kopi berkelanjutan.
“Kalau sudah pelatihan begitu, biasanya kita ada visitasi dari eks peserta. Kita main di kafenya dan mencoba kopi racikannya. Apakah sudah menerapkan apa yang mereka pelajari,” tuturnya.
Research Coffee dari Bandung yang juga Q Arabika Grader, Restu Dewa mengatakan, jaddi cupper adalah salah satu profesi di bidang kopi yang tugasnya adalah melakukan penilaian kualitas terhadap rasa sebuah kopi yang unik.
ini yang coba dipelajari para barista yang ikut pada kelas ini. Mengetahui bagaimana rasa unik kopi dan bisa membedakan dengan kopi yang biasa saja.
“Cupper ini bukan minum kopi, tetapi menilai. Mulai dari menilai cara menyeduh, sampai cara menyeruput yang punya keunikan tersendiri sampai mendapatkan perbedaannya dengan yang lain,” terangnya.
Kata Restu, yang banyak memakai tenaga cupping ini yaitu bagian quality control. Sehingga mengetahui barang atau kopi milik mereka bagus. Jika menilai bagusnya di bagian mana, ini yang akan dicari dan diberitahu.
“Kita tidak mungkin jual barang jelek dengan harga mahal. Zebaliknya tidak mungkin juga menjual barang bagus dengan harga murah. Ini bisa menjadi standardisasi,” urainya.
Lalu dengan adanya pelatihan ini, bisa meningkatkan kepekaan terhadap kopi yang ada. Bukan cuma pahit dan asam, tetapi ada rasa lain yang didapatkan dari kepekaannya.
“Untuk pelatihan kali ini, para peserta dilatih dengan kopi arabika. namun kalau melihat secara dunia, ada tiga jenis kopi yang dikomersil yakni Arabika, Robusta, dan Liberika,” ucapnya.