Banyak yang menyukai gorengannya karena memiliki cita rasa yang berbeda dengan olahan yang lain. Sausnya juga berbeda. Pelanggan selalu memuji saus yang dibuatnya.
“Katanya saus yang saya bikin itu enak. Rasa pedas, kecut, dan manis berpadu pas di lidah. Sebenarnya sama saja dengan yang lain. Bawang putih ditumis, tambahkan saus, penyedap, dan lain-lain. Mungkin beda tangan, jadi beda rasa yah,” ujar Hamdiah.
“Alhamdulillah gorengan selalu habis setiap hari. Alhamdulillah pemasukan bertambah. Ibu dibantu sama Sardi, anak bungsu yang sedang berkuliah juga. Kami sekeluarga senang atas semua rezeki yang diberikan oleh Allah,” lanjutnya.
Setelah Ramadan berlalu, Hamdiah masih berjualan kuliner di Pasar Hartaco. Bukan lagi aneka gorengan. Melainkan aneka menu rumahan yang memiliki banyak peminat. Seperti ayam palekko, ikan bakar, ikan goreng, dan lain-lain. (*)
Penulis adalah Den Santi
Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia UNM
Saat ini sedang menjalani Program Magang di Harian FAJAR