FAJAR, MAKASSAR– Laboratorium Riset Kebijakan dan Manajemen Publik, Departemen Ilmu Administrasi FISIP UNHAS sukses menggelar Kuliah Umum dengan tema “Colonialism Legacy of Developing Countries” melalui platform Zoom Meeting. Acara ini dihadiri oleh lebih 100 peserta dari kalangan mahasiswa sarjana, pascasarjana, dan masyarakat umum, Jumat 19 April 2024,
Kuliah umum ini menampilkan Prof. (Emeritus) Deddy T Tikson, M.Sc., Ph.D., seorang Guru Besar dari Universitas Hasanuddin, sebagai narasumber utama. Diskusi ini dimoderatori oleh Dr. Ishak Salim, S.IP., M.A, Dosen Administrasi Publik di FISIP Universitas Hasanuddin.
Dalam kuliah umum tersebut, Prof. Tikson memberikan pemaparan yang mendalam mengenai warisan kolonialisme dan imperialisme di negara-negara berkembang. Ia menyoroti dampak dari warisan kolonialisme, seperti sejumlah sarana infrastruktur transportasi, baik jalan raya, jalan kereta dan sistem perkereta-apian, bangunan perkantoran maupun rumah-rumah dan bahkan istana kolonal, perkebunan karet, teh, berikut pabrik-pabrik serta sistem birokrasi.
Selain itu, beliau juga membahas kapitalisme dalam perspektif Karl Marx, menjelaskan tentang eksploitasi dalam sistem kapitalisme kolonial, serta dampak dari imperialisme yang dilakukan oleh negara kapitalis-modern atau penjajah terhadap negara petani-tradisional dalam rangka memperoleh sumber daya alam dengan murah dan eksploitatif.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Deddy Tikson juga menyoroti peran teori pembangunan dalam kemajuan negara pascakolonial, dengan memberikan contoh konkret seperti penerapan teori “dependent State” Peter Evans dan “Bringing State Back in” dari Ilmuwan Politik Theda Skocpol. Beliau menegaskan bahwa negara-negara berkembang yang mengadopsi teori pembangunan tersebut memiliki potensi untuk maju sebagai negara pascakolonial.