Secara sederhana tujuan bisnis adalah aktivitas untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas dimaksud. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan sumber daya berupa manusia, modal, dan jiwa entrepreneur.
Faktor-faktor ini saling berkolaborasi, menyatu dalam akivitas produksi menghasilkan barang dan jasa untuk kebutuhan konsumen. Aktivitas bisnis untuk memperoleh laba, hasilnya akan terlihat untuk akan datang atau kemudian sehingga mempunyai kemungkinan, yakni laba atau rugi atau kembali pokok.
Situasi ini penuh dengan ketidak pastian alias uncertainty. Bisnis membutuhkan capital intellectual membuat proyeksi bisnis alias bussiness plan. Apalagi menurut ahli bisnis, dalam berbisnis tidak mungkin rugi: yang ada adalah salah urus. Kesalahurusan ini menimbulkan kerugian, profit atau loss akan terlihat pada balance sheet atau neraca dan income statement /laporan laba rugi.
Apabila menginginkan keberhasilan bisnis, perlu mengelola risiko karena sesungguhnya bisnis itu adalah pekerjaan memitigasi risiko. Sehingga risiko itu terkelola dengan baik. Apabila risiko terkelola dengan baik, maka dapat meningkatkan perolehan laba, minimal dapat memperkecil tingkat kerugian.
Mengelola risiko dapat dilakukan dengan, antara lain mengalihkan risiko melalui asuransi bisnis, memperkecil risiko dengan cara mengurangi kebijakan berdampak pada risiko besar, dan termasuk juga melakukan pengawasan risiko dengan cara berjaga-jaga sebelum risiko itu terjadi.
Output dari kegiatan tersebut akan terlihat pada laporan keuangan berupa neraca dan rugi laba. Agar laba atau rugi dengan cepat diketahui, perlu alat pengendali, yakni cash flow. Cash flow merupakan early warning yang dapat mendeteksi dini proses aktivitas keuangan.