PFA juga mengklaim klub-klub sepak bola Israel secara terbuka menghalangi warga Arab untuk bergabung dengan klub tersebut, dan kekerasan yang kejam hanya dianggap sebagai pelanggaran disiplin yang harus ditangani oleh mekanisme penyelesaian perselisihan internal Asosiasi Sepak Bola Israel yang bias.
Pengajuan tersebut juga menyoroti postingan media sosial oleh beberapa administrator dan klub sepak bola Israel, termasuk postingan di LinkedIn oleh CEO Liga Sepak Bola Profesional Israel, dan postingan Facebook oleh FC Maccabi Netanya.
“[Postingan tersebut] menunjukkan dukungan kuat terhadap genosida di Gaza. Banyak pesepakbola Israel yang tergabung dalam IDF, tentara pendudukan yang saat ini terlibat dalam pelanggaran paling serius terhadap hukum kemanusiaan internasional,” tegas PFA.
PFA menambahkan bahwa FIFA sejauh ini terus memasukkan setidaknya lima klub pemukiman ilegal yang berlokasi di wilayah PFA ke dalam liga nasionalnya.
Pengajuan ke FIFA selanjutnya mencantumkan kerusakan dan masalah infrastruktur sepak bola Gaza karena serangan Israel.
PFA menambahkan bahwa fasilitas yang lebih kecil dan lapangan tanah telah diubah menjadi kamp pengungsi sementara, rumah sakit lapangan dan kuburan massal.
Permohonan yang diajukan PFA kepada FIFA juga menyoroti kekejaman yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir di Jalur Gaza untuk lebih mendukung permintaan sanksi mereka.
“Sejak dimulainya perang Israel di Gaza, setidaknya 39.178 warga sipil tewas di Gaza termasuk sedikitnya 14.622 anak-anak, sementara 73.300 lainnya luka-luka. 425 orang tewas di Tepi Barat termasuk 113 anak-anak. Pada 11 Maret 2024, setidaknya 92 pesepakbola, termasuk 23 pemain junior tewas.