“Sektor yang potensial untuk investasi di Sulsel pada tahun ini berbasis pada budaya masyarakat dan sesuai dengan program Pj Gubernur, yaitu sektor pertanian, perikanan, dan peternakan,” ujar Rosnaini.
Yang membuat sektor tersebut seksi dan menjanjikan di Sulsel karena menjadi program Pemerintah Provinsi Sulsel, dalam hal ini PJ Gubernur. Lahan pertanian di Sulsel cukup luas, bahkan dikenal sebagai provinsi penghasil beras.
“Makanya saya katakan sektor itu yang potensial, sebab sudah sejalan dengan program pemerintah setempat sehingga pasti akan ada dukungan full untuk sektor tersebut,” tuturnya.
Untuk sektor lain seperti perbankan masih dijumpai beberapa hambatan, yakni dengan banyaknya lembaga nonbank yang menawarkan produk yang sama dengan produk perbankan. Untuk sektor pertambangan di Sulsel tidak begitu banyak jika dibandingkan dengan wilayah Sulawesi lainnya.
“Sektor konsumsi yang menghambat dengan menurunnya tingkat konsumsi konsumen karena harga semakin mahal, seperti saat ini lonjakan harga beras,” terangnya.
Maka dari itu, dengan adanya peluang investasi yang mampu digarap di beberapa sektor di Sulsel, hal itu perlu topangan dari berbagai aspek.
“Jadi untuk investasi harus ada kebijakan dari pemerintah yang berpihak pada investasi, sehingga investor bisa masuk sehingga geliat investasi Sulsel terjaga,” tuturnya. (sae/zuk)
Kolaborasi Jadi Kunci
KEMITRAAN atau kolaborasi menjadi salah satu kunci dalam membangun investasi. Peran multipihak saling menopang dan menguntungkan.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Wilayah Sulsel Rudy Bambang Wijanarko mengatakan sebagai salah satu penggerak roda perekonomian di Sulsel, upaya peningkatan investasi perlu terus dikolaborasikan.
