Oleh; Suf Kasman, Dosen UIN Alauddin Makassar
Menghadapi 𝗳𝗶𝘁𝗻𝗮𝗵 merupakan ujian terberat dalam hidup.
𝘛𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘶𝘫𝘪𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘮𝘶𝘬𝘢 𝘣𝘶𝘮𝘪 𝘴𝘦𝘫𝘢𝘬 𝘈𝘭𝘭𝘢𝘩 𝘤𝘪𝘱𝘵𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘈𝘥𝘢𝘮, 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩 𝘣𝘦𝘴𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘭𝘦𝘣𝘪𝘩𝘪 𝙛𝙞𝙩𝙣𝙖𝙝 𝘋𝘢𝘫𝘫𝘢𝘭. … (Hadits)
Manusia, sejak lahir sampai wafatnya, terus berkubang di samudera 𝗳𝗶𝘁𝗻𝗮𝗵 amat dalam. Sungguh, riuh 𝗳𝗶𝘁𝗻𝗮𝗵 di perairan tak bertepi kerap menenggelamkan orang-orang yang lalai.
Setiap saat dari kehidupan manusia melewati berbagai gelombang 𝗳𝗶𝘁𝗻𝗮𝗵, baik ketika sedang berdiri, duduk, berbaring, sadar, atau alpa.
Boleh dikatakan, kehidupan ini dibangun di atas getaran 𝗳𝗶𝘁𝗻𝗮𝗵. Maka dari itu, semua makhluk yang ada di dalam kehidupan ini menjadi 𝗳𝗶𝘁𝗻𝗮𝗵 yang akan dibebankan masing-masing individu.
Berkali-kali Nabi SAW menyebut bahaya arus 𝗳𝗶𝘁𝗻𝗮𝗵.
Beliau meminta agar selalu mewaspadai sirkulasi 𝗳𝗶𝘁𝗻𝗮𝗵 berseliweran.
𝘉𝘦𝘳𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘬𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘮𝘢𝘭𝘢𝘯 𝘴𝘢𝘭𝘦𝘩 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘭𝘶𝘮 𝘥𝘢𝘵𝘢𝘯𝘨 𝙛𝙞𝙩𝙣𝙖𝙝 (𝘮𝘶𝘴𝘪𝘣𝘢𝘩) 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪 𝘱𝘰𝘵𝘰𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘦𝘭𝘢𝘱. 𝘠𝘢𝘪𝘵𝘶 𝘴𝘦𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘸𝘢𝘬𝘵𝘶 𝘱𝘢𝘨𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘴𝘰𝘳𝘦 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘧𝘪𝘳. 𝘈𝘥𝘢 𝘱𝘶𝘭𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘰𝘳𝘦 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘣𝘦𝘳𝘪𝘮𝘢𝘯 𝘥𝘢𝘯 𝘥𝘪 𝘱𝘢𝘨𝘪 𝘩𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘢𝘥𝘢𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘧𝘪𝘳. 𝘐𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘶𝘢𝘭 𝘢𝘨𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘢𝘳𝘦𝘯𝘢 𝘴𝘦𝘥𝘪𝘬𝘪𝘵 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘬𝘦𝘶𝘯𝘵𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢. (HR. Muslim no. 118).
𝗙𝗶𝘁𝗻𝗮𝗵 muncul seperti potongan malam yang gelap gulita.
Apa makna 𝗳𝗶𝘁𝗻𝗮𝗵 muncul seperti potongan malam gelap gulita? Deburan halus 𝗳𝗶𝘁𝗻𝗮𝗵 tidak terlihat oleh mata telanjang. Ketika itu manusia tidak tahu kemana mesti arah dituju.
Di ujung malam yg tak bergeming, kegelapan menyelimuti, tak ada pendar-pendar cahaya yang menerangi.