FAJAR, PINRANG — Transformasi kesehatan sebagai kebijakan yang ditetapkan Kementerian Kesehatan, harus mulai berjalan dan diwujudkan hingga di posyandu.
Integrasi Layanan Primer (ILP) merupakan tahapan dari transformasi layanan primer yang dijalankan. Yakni, edukasi penduduk dan tokoh masyarakat, pencegahan primer dengan penambahan imunisasi rutin, dan melalui skrining 14 penyakit dengan kematian tertinggi.
Serta peningkatan kapasitas dan kapabilitas via revitalisasi jejaring, standardisasi layanan di puskesmas, posyandu, dan kunjungan ke rumah. Yang terakhir sebagai ILP yang bermutu dan mudah diakses masyarakat.
ILP untuk mengkoordinasikan berbagai pelayanan kesehatan masyarakat yang esensial dalam mewujudkan pelayanan yang komprehensif, berkesinambungan, dan berkualitas.
Kepala Diskes Pinrang, Dyah Puspita memaparkan, dengan pendekatan ILP, pelayanan di posyandu dilaksanakan dari pagi sampai sore dengan tenaga kesehatan satu tim.
“Yang terdiri dari dokter paramedis, petugas imunisasi, bidan, termasuk petugas laboratorium. Dari rumah ke rumah ada data tentang riwayat penyakit yang diderita seluruh anggota keluarga yang ada. Dengan data-data ini memudahkan petugas untuk memberikan edukasi dan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan,” ucapnya, Rabu, 3 April 2024.
ILP juga sudah diterapkan di Dusun Soroe, Desa Waetuowe, Kecamatan Lanrisang, dengan melaksanakan launching ILP bersama Ketua TP PKK Kabupaten Pinrang, A Sri Widiyati Irwan.
Dyah menambahkan, ada juga pelayanan berbasiskan digital melalui aplikasi Satu Sehat. Dalam aplikasi tersebut ada data seluruh warga. Data dasar setiap masyarakat ada di desa yang menjadi percontohan ILP.