Oleh; Suf Kasman, Dosen UIN Alauddin Makassar
Malamย ๐๐ช๐ฏ๐ช๐กย ๐ผ๐ก-๐๐ช๐ง๐๐ฃ, aku hadir diย ๐๐ฎ๐ฆ๐ขย ๐๐๐ง๐๐ซ๐๐ฐ๐๐ฌ๐ข๐กย menghikayatkan umat tentang aneka hikmah dan fadhilahย ๐ผ๐ก-๐๐ช๐ง๐๐ฃ. Masyarakatย Bumi Cendrawasih begitu antusias mendengar melodiย ๐๐ช๐ฏ๐ช๐กย ๐ผ๐ก-๐๐ช๐ง๐๐ฃย yang aku dendangkan.
Bahwa kala itu, di langit biru kota Mekkah menjelang larut malam, semburat cahaya purnama berseri ikut menyaksikan peristiwa agung malamย ๐๐ช๐ฏ๐ช๐กย ๐ผ๐ก-๐๐ช๐ง๐๐ฃ.
Apa ituย ๐๐ช๐ฏ๐ช๐กย ๐ผ๐ก-๐๐ช๐ง๐๐ฃ? Pertanyaan yang saya lontarkan kepada jemaah masjidย ๐๐ฎ๐ฆ๐ขย ๐๐๐ง๐๐ซ๐๐ฐ๐๐ฌ๐ข๐กย tanpa mengharap jawaban.
Kulanjutkan paparan tausiyahku, bahwaย ๐๐ช๐ฏ๐ช๐กย ๐ผ๐ก-๐๐ช๐ง๐๐ฃย adalah peristiwa awal turunnyaย ๐ผ๐ก-๐๐ช๐ง๐๐ฃย dari Lauh Mahfuz ke langit dunia kepada Nabi Muhammadย ๏ทบ. Rasulย pilihanย sebagai petunjuk dalam kehidupan.
๐๐ถ๐ญ๐ข๐ฏย ๐๐ข๐ฎ๐ข๐ฅ๐ฉ๐ข๐ฏย ๐ข๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฉย (๐ฃ๐ถ๐ญ๐ข๐ฏ)ย ๐บ๐ข๐ฏ๐จย ๐ฅ๐ชย ๐ฅ๐ข๐ญ๐ข๐ฎ๐ฏ๐บ๐ขย ๐ฅ๐ช๐ต๐ถ๐ณ๐ถ๐ฏ๐ฌ๐ข๐ฏย ๐ผ๐ก-๐๐ช๐ง๐๐ฃ ๐ด๐ฆ๐ฃ๐ข๐จ๐ข๐ชย ๐ฑ๐ฆ๐ต๐ถ๐ฏ๐ซ๐ถ๐ฌย ๐ฃ๐ข๐จ๐ชย ๐ฎ๐ข๐ฏ๐ถ๐ด๐ช๐ขย ๐ฅ๐ข๐ฏย ๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ฆ๐ญ๐ข๐ด๐ข๐ฏ-๐ฑ๐ฆ๐ฏ๐ซ๐ฆ๐ญ๐ข๐ด๐ข๐ฏย ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐จ๐ฆ๐ฏ๐ข๐ชย ๐ฑ๐ฆ๐ต๐ถ๐ฏ๐ซ๐ถ๐ฌย ๐ช๐ต๐ถย ๐ด๐ฆ๐ณ๐ต๐ขย ๐ฑ๐ฆ๐ฎ๐ฃ๐ฆ๐ฅ๐ขย (๐ข๐ฏ๐ต๐ข๐ณ๐ขย ๐บ๐ข๐ฏ๐จย ๐ฉ๐ข๐ฌย ๐ฅ๐ข๐ฏย ๐บ๐ข๐ฏ๐จย ๐ฃ๐ข๐ต๐ช๐ญ). (QS. Al-Baqarah:185)
Seketika itu,ย ๐ผ๐ก-๐๐ช๐ง๐๐ฃย menjelma menjadi semburat cahaya, menembus tebalnya dinding kelam, lalu menerangi sebagian hati orang Arab Badui yang gelap gulita, bahkan hadirnyaย ๐ผ๐ก-๐๐ช๐ง๐๐ฃย mengungkap tabir misteri kehidupan.
Sungguh,ย ๐ผ๐ก-๐๐ช๐ง๐๐ฃย merupakan kidung-kidung rindu bagi siapa saja melantunkan bait demi bait sucinya. Setiap ayat ๐ผ๐ก-๐๐ช๐ง๐๐ฃ adalahย ๐ต๐ข๐ซ๐ข๐ญ๐ชย danย ๐ต๐ข๐ฏ๐ป๐ช๐ญย yang afdhal, menyentuh jiwa yang haus akan kebenaran.
Siapa pun membacaย ๐ผ๐ก-๐๐ช๐ง๐๐ฃย akan mendapat secercah rahmat, pahala dan keselamatan. Malah, menumbuhkan semakin cinta kepada Allah๏ทป. Betul-betul ๐ผ๐ก-๐๐ช๐ง๐๐ฃย sebagai sumber kehidupan dalam keheningan, merevitalisasi jiwa yang linglung nan gelisah.