Oleh; Suf Kasman, Dosen UIN Alauddin Makassar
Menjelang usia taklif (mukallaf), dada Nabi Muhammad ๏ทบ dibedah, guna ritual penyucian ๐ก๐๐ญ๐ข oleh penghulu Malaikat Jibril as.
Penyucian ๐ก๐๐ญ๐ข dilakukan berkali-kali dengan air Zam-zam, agar kotoran tidak ada yang tersisa. Mikail asisten Malaikat Jibril as bertanya โMengapa selalu dicuci ๐ก๐๐ญ๐ขnya Muhammad ๏ทบ, bukankah ๐ก๐๐ญ๐ข Beliau paling bersih se-universum jagat rayaโ?
Jibril menjawab, โAgar ๐ก๐๐ญ๐ขnya Beliau berkecambah nur kemuliaanโ. Ibarat beli Toyota Avansa Baru dari showroom mobil, sesampainya di rumah dicuci lagi, agar bertambah mengkilap. Begitu kira-kira!
Seandainya ada instruksi agar semua ๐ก๐๐ญ๐ข manusia dibedah juga, lalu dicuci air PDAM mengharap kebersihannya, seperti penyucian ๐ก๐๐ญ๐ข Muhammad ๏ทบ.
Saya pastikan, meski se-container air PDAM dibasuhkan, tidak akan bersih, harus dirinso ๐ฑ๐ญ๐ถ๐ด dibacklink. Soalnya, sejak usia kecil telah berkerumun penyakit ๐ก๐๐ญ๐ข, seperti ghiba, marah, rakus, sombong, dengki, iri ๐ก๐๐ญ๐ข, dll.
Aneka penyakit ๐ก๐๐ญ๐ข itulah menelurkan duka sehingga merana menderu bagai bunyi air terjun Bantimurung, komplikasi ๐ก๐๐ญ๐ข yang tersayat-sayat.
Ya, tidak sedikit orang yang bermasalah ๐ก๐๐ญ๐ขnya, hari-hari terlewati dengan ๐ก๐๐ญ๐ข yang pilu. Serasa hampa dan menghimpit ๐ก๐๐ญ๐ข menepis gundah dan nestapa yang membuncah.
Andai puak-puak mayapada bisa meniru kelembutan ๐ก๐๐ญ๐ข Rasulullah ๏ทบ yang bersih, sedikit saja menjiplak kecemerlangan ๐ก๐๐ญ๐ข namus rahmatnya, akan sempurnalah pribadi ini.