Dengan resminya paslon presiden untuk Pemilu 2024, istilah-istilah pejoratif yang dipakai untuk saling merendahkan dan menghina lawan politik (cebong, kampret dan kadrun) meski meredup, namun residu (sisa-sisa dan endapan)nya masih terasa amat kental. Residunya masih dipakai untuk menggoreng politik jelang pilpres 2024.
Satu hal yang patut disyukuri ialah bahwa masih tetap cukup kuat semangat di antara pemimpin dan tokoh bangsa untuk menjaga agar tidak terjadi perpecahan bangsa kita. Adalah Prabowo pada saat debat capres/cawapres sudah menegaskan pentingnya persatuan bangsa itu diwujudkan. Menomorsatukan persatuan bangsa semakin dipertegas oleh ketua umum partai Nasdem, Surya Paloh, yang atas nama partainya menerima keputusan KPU tentang pengumuman hasil real count pemilu dan menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan Prabowo-Gibran sebagai presiden dan wakil presiden terpilih berdasarkan pengumuman KPU pada 20 Maret 2024.
Sebelum itu, ucapan selamat kepada Prabowo-Gibran sebagai presiden pilihan rakyat Indonesia yang disampaikan oleh banyak kepala negara, semakin menyadarkan semua kita bahwa pemilu sudah berakhir.
Ibarat pertandingan sepak bola, permainan sudah selesai. Hasil pertandingan sudah terbaca dengan jelas di papan skor. Paslon 02 memenangi pilpres 2024.
Skor tidak bisa diubah lagi. Para penonton sudah keluar dari stadion. Yang tersisa hanya cerita dan saling goda penonton di jalan menuju rumah masing-masing. Kalau masih ada urusan politik pemilu, itu hanya residu, endapan, dan sisa-sisa perasaan… yang memang mesti juga diberi saluran,… seperti sisa-sisa kelakar para penonton yang pulang ke rumah. Permainan sudah selesai!