BPKH berusaha memupuk kesadaran berinvestasi ibadah sejak dini. Salah satunya melalui kampanye program “Nabung Haji Sejak Santri”, bagian dari inisiatif “Berkah Ramadhan untuk Negeri”.
EDWARD AS
MAKASSAR
Di sore hari yang tenang di bulan Ramadan, halaman Pondok Pesantren Puteri Ummul Muminin ‘Aisyiyah di Makassar dipenuhi keceriaan para santri. Mereka berkumpul, berbaris rapi, wajah-wajah muda itu berseri-seri, penuh harap dan kebahagiaan. Hari itu berbeda dari biasanya. Ada nuansa haru yang terjalin dalam acara buka puasa bersama yang diselenggarakan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) bersama DT Peduli dan Muhammadiyah.
Sejak langkah pertama memasuki pesantren ini, Acep Riana Jayaprawira, Anggota Badan Pelaksana BPKH, sudah bisa merasakan semangat yang hidup di tengah-tengah para santri. Nabung haji sejak santri sudah kami galakkan sejak 2019 dengan gerakan sosial. Ayo Haji Muda,” katanya di hadapan para santri yang mendengarkan penuh perhatian.
“Pada momen kali ini, kami mengajak kalian untuk mulai menabung haji dari usia muda. Kenapa? Karena ini adalah impian yang bisa dicapai dengan ketekunan,” katanya dengan senyum lebar, menyemangati mereka.
Setiap kata yang disampaikan Acep begitu menyentuh, seolah membisikkan dorongan besar bagi hati muda para santri. Ia kemudian menjelaskan bahwa keberangkatan ke Tanah Suci memang memiliki kuota yang terbatas, dan justru ini menuntut umat Islam untuk lebih siap sejak usia dini. Dalam Undang-Undang, dijelaskan ia, mendaftar haji bisa dilakukan mulai dari usia 12 tahun.
