MASAMBA, FAJAR–Ketimpangan masih menganga di Seko, Luwu Utara. harga elpiji 3 kg tembus Rp150 ribu.
Kuota penerbangan untuk angkutan barang perintis subsidi Kargo di Kecamatan Seko dan Rampi tiga tahun terakhir dikurangi, menjadi salah satu pencetus.
Sebelumnya, kuota penerbangan masih lima kali sepekan, namun belakangan ini tiga kali sepekan.
Kondisi memicu harga kebutuhan pokok subsidi di Seko dan Rampi belum stabil.
Kepala Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Usaha Kecil Menengah (DP2KUKM) Kabupaten Luwu Utara, Adjie Saputra, mengatakan, berkurangnya kuota penerbangan ini membuat harga tabung gas subsidi 3 kilogram masih di atas harga eceran tertinggi (HET).
“Tabung gas elpiji 3 kilogram ini juga diangkut oleh pesawat kargo,” kata Adjie, Rabu, 20 Maret.
Menurut putra sulung mantan Bupati Luwu Utara Arifin Junaidi ini, di Seko harga jual tabung gas elpiji 3 kilogram masih di kisaran Rp95 ribu. Bahkan mencapai Rp100 ribu setiap tabung.
Harga tabung gas elpiji 3 kg di Rampi lebih mahal lagi. Malah sudah tembus di angka Rp120 ribu satu tabung. Ada juga menjual hingga Rp 130 ribu setiap tabung. Bahkan pada musim hujan, menjadi Rp150 ribu.
Padahal, harga eceran tertinggi hanya Rp 20 ribu setiap tabung. “Makanya saya mengusulkan penambahan kuota penerbangan pesawat kargo ke Seko dan Rampi,” kata Adji.
Permintaan ini beralasan, sebab sebelumnya penerbangan pesawat kargo masih lima kali sepekan. Itu terjadi sejak 2018 hingga 2021. Memasuki 2022, kuota pesawat kargo ke dua daerah terpencil ini dikurangi menjadi tiga kali terbang saja dalam sepekan.
