Umat Muslim bisa mengambil pelajaran dari koloni lebah yakni sarang kita adalah rumah kita dan koloni kita adalah keluarga kita, tak peduli apa ”role” kita dalam keluarga kita karena yang pasti adalah setiap dari kita memiliki nilai kontribusi masing-masing sama seperti mereka.
Ratu lebah bertugas bertelur dan menjaga keutuhan dan keseimbangan koloni, lebah jantan bertugas mengawini ratu lebah dan tentunya lebah pekerja yang mulai dari mengumpulkan nektar, menyerbuk bunga, membersihkan sarang hingga menjaga koloni dari serangan, seorang ibu bertugas melahirkan dan membesarkan anak, anak yang bertugas untuk menimba ilmu disekolah dan berbakti, dan seorang suami yang bertugas menjadi kepala keluarga untuk memberi nafkah, memberi keamanan dan kasih saying kepada keluarganya.
Tapi, tak sedikit dari kita yang melihat banyak anggota keluarga yang keluar dari “role” atau fungsinya karena suatu dan lain hal, misalnya adik-kakak yatim piatu yang Dimana sang kakak bertugas akan segalanya demi adik dan banyak contoh lainnya.
Pertanyaannya sekarang adalah mengapa? Mengapa Tuhan menciptakan makhluk mungil ini? Dan mengapa Lebah melakukan ini semua? Jawabannya simpel. Karena Tuhan ingin menunjukkan kebesarannya dan lebah hanya sekedar menerima perintah Tuhannya. Dalam ayat diatas Allah berbicara langsung kepada para Lebah di seluruh dunia yang dimana ini menunjukkan kekuasan-Nya dan memerintahkan kepada mereka untuk melayani manusia. Kecil-kecil, tapi sangat patuh. Ini jugalah yang diinginkan Allah terhadap hamba-hambanya didunia. Juga dilihat para Lebah pada sarang mereka yang mereka rela berkorban bahkan rela mati demi sarang mereka.