Tawaf adalah ritual berputar mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, sambil berdoa dan bermunajat. Saat ini Allah akan menjabah semua doa umatNya. Proses tawaf akan memberikan pengalaman yang sama dengan yang dialami oleh semua individu dalam berusaha mencari kehidupan di dunia. Coba dibayangkan semua individu melakukan hal yang sama, fokus berdoa dan bermunajat kepada Allah Swt. Semua khusyu tidak ada saling memedulikan kecuali komunitas atau suami atau istri yang saling melindungi berjalan bersama. Pada daerah pintu kabah dekat hajar aswad betul-betul keadaan padat, karena semua individu berupaya berdoa dengan khusyu’ maka proses saling berebut tempat terjadi, hal itu menggambarkan bahwa kompetisi dalam kehidupan ini akan selalu terjadi, pasti ada persaingan, perselisihan tetapi intinya harus sabar dan fokus saja pada tujuan. Pada saat tawaf, telah ditetapkan cara-cara ritual ini yaitu bahu kiri harus tetap mengarah ke ka’bah, dilarang berhenti, mengobrol apalagi memaki. Jadi makna pada saat tawaf jika ditarik ke kehidupan keseharian kita dilarang saling menghina, memaki apalagi berbuat kekerasan ataupun perang. Jadi prosesi tawaf, sai merupakan pencerminan bahwa Islam adalah ajaran yang sangat “damai”. Allah benar- benar selalu mengasihi umatnya yang sabar dengan mengundang datang untuk beribadah umrah atau berhaji.
Sai adalah ritual berlari-lari kecil antara bukit Safa dan Marwah tujuh kali. Sai mengenang kisah bibi Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang berlari-lari mencari air untuk putranya, Isma’il. Sai mengajarkan tentang kegigihan, kesabaran, dan kepercayaan kepada Allah. Ini adalah pengingat bahwa ketika kita berusaha dengan sungguh-sungguh, meskipun dalam kondisi sulit, Allah akan memberikan jalan keluar.