MAKASSAR, FAJAR — RS (22) meminta IK (20) untuk membeli obat penggugur kandungan melalui toko online. Setelah obat yang dipesannya sampai, RS kemudian meminumnya sebanyak enam biji. Lalu dua biji obat lainnya dimasukkan melalui alat kelaminnya.
Tak beberapa lama, RS merasakan kontraksi. Sekitar pukul 03.00 Wita, Selasa dini hari, 5 Maret 2024, RS akhirnya melahirkan buah hatinya bersama IK di sebuah kamar indekos Jl Sukaria, Kecamatan Panakkukang, Makassar.
Saat lahir, janin tersebut selamat. Sayangnya, janin berusia enam bulan itu tak dapat bertahan hidup lebih lama. Kedua orang tuanya tak menginginkannya hadir di muka bumi.
Sepasang kekasih ini lantas mendatangi rumah Ketua RT setempat. Mereka mengaku sebagai pasangan suami dan istri. Hal ini dilakukan dengan tujuan meminta lokasi sekaligus perlengkapan penguburan bagi janin tak berdosa itu.
Ketua RT yang curiga, lantas meminta bukti surat nikah dari keduanya. Namun RS dan IK tidak bisa menunjukkannya. Warga pun akhirnya mendudukkan keduanya, untuk diinterogasi. Terdesak, RS dan IK mengakui bahwa mereka telah sengaja menggugurkan anak itu. Dari situ, warga kemudian melaporkan perbuatan keduanya kepada polisi.
Polisi yang tiba di lokasi langsung melakukan olah TKP dan mengevakuasi jasad bayi berjenis kelamin perempuan yang sebelumnya telah diaborsi.
Polisi juga mengamankan kedua orang tua bayi tak bernyawa tersebut, yang ternyata masih berstatus mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di Makassar.
Di hadapan polisi, sepasang kekasih ini mengaku malu dan belum siap menikah. Alasannya, terkendala biaya sehingga keduanya memilih menggugurkan bayi mereka.
