English English Indonesian Indonesian
oleh

Ribuan Santri Pondok Pesantren Madani UIN Alauddin Makassar Mendapatkan Pelatihan dan Edukasi Kesehatan dari Lifebuoy

Salah satu langkah utama dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang penting untuk diimplementasikan di pesantren adalah gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di lima momen penting. Yakni saat sebelum makan, setelah dari toilet, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, dan setelah bepergian. Jika dibiasakan, CTPS di lima momen penting akan mampu melindungi para santri dari berbagai penyebaran penyakit.

Bahkan menurut teori Swiss Cheese Model for Infectious Disease, kebiasaan ini menjadi langkah pertama untuk melindungi diri dari ancaman penyakit infeksi, setelah vaksin. Sementara, menilik pada data Riskesdas 2018, di Gowa, untuk usia di atas 10 tahun yang mempunyai kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) hanya mencapai 38,83 persen, sehingga kebiasaan CTPS ini penting untuk disebarluaskan ke seluruh masyarakat Gowa dan sekitarnya.

Head of Skin Cleansing Unilever Indonesia, Erfan Hidayat menjelaskan, peran Lifebuoy untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di area pesantren. Salah satunya adalah dengan mencetak Duta Santri sebagai peer educator dari program peer-to-peer learning.

“Sejak tahun 2019 program Pesantren Sehat Lifebuoy telah menjangkau lebih dari 2.000 pesantren dan memberikan manfaat bagi lebih dari 900.000 santri di Indonesia. Tahun ini program Pesantren Sehat Lifebuoy hadir di Gowa dan Makassar dengan tujuan memberikan dampak yang lebih luas melalui sejumlah rangkaian kegiatan mulai dari peer-to-peer learning, training for trainers (kepada santri, ustaz, dan ustazah), edukasi CTPS dengan baik dan benar, hingga pemeriksaan kesehatan. Kami berharap dengan kolaborasi yang dilakukan di pesantren di berbagai kota di Indonesia kami dapat menjangkau penambahan satu juta santri di lebih dari 1.500 pesantren,” papar Erfan.

News Feed