JAKARTA, FAJAR – Dana bantuan operasional sekolah (BOS) diutak-utak. Para guru menolaknya.
Skenario penggunaan danaspesifik atau afirmasi untuk mendanai program makan siang gratis mendapat penolakan para pemerhati pendidikan. Alokasi dana BOS dipastikan tidak mencukupi jika digunakan untuk program yang diusung pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka itu.
Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Heru Purnomo menjelaskan, dana BOS adalah bantuan keuangan kepada sekolah-sekolah di seluruh Indonesia untuk mendanai belanja nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar dan menengah.
Sementara dana BOS afirmasi dialokasikan bagi satuan pendidikan di daerah tertinggal.
’’Persoalannya, tidak semua sekolah di Indonesia mendapatkan BOS afirmasi. Selain itu, dana BOS reguler juga masih minim,’’ ujar Heru di Jakarta dikutip Jawa Pos (grup FAJAR), Minggu, 3 Maret 2024.
Bukan hanya itu, besaran jumlah BOS afirmasi diketahui hanya puluhan juta per tahun. Karenanya, Heru mempertanyakan kelayakan anggaran tersebut untuk membiayai makan siang gratis selama satu tahun.
’’Apakah cukup? Kemudian, bagaimana dengan sekolah yang tidak mendapatkan BOS Afirmasi, akan menggunakan anggaran dari mana untuk makan siang gratis di sekolahnya?’’ sambungnya.
Kondisi ini juga tak jauh beda dengan sekolah penerima dana bos reguler. Jumlah dana BOS yang dikelola sekolah sangat bergantung pada jumlah peserta didiknya. Permasalahannya, ketika dana BOS kemudian digunakan untuk makan siang gratis, maka dapat dipastikan jumlah yang diterima sekolah akan berkurang. Bahkan terancam tidak cukup.