Produksi konten mereka ini dapat dilihat di berbagai platform media digital. Baik Youtube, Instagram hingga Facebook.
Dalam program ini pun pihaknya berkolaborasi dengan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media dari Kemendikbud Ristek. Dimana pihaknya mendapat dukungan pada seluruh tahapan pelaksanaan program.
“Kami mendapatkan dukungan yang sangat bagus karena mungkin gagasan ini adalah gagasan yang relevan sebagai bentuk tanggung jawab dari mereka,” katanya.
Mentor Bacarita Digital, Rahmadiyah Tria Gayathri mengungkapkan, ada lima kreator digital yang terpilih dalam program ini. Mereka pun mewakili wilayah masing-masing di Kawasan Indonesia Timur.
Mulai dari Pakopi asal Kabupaten Gowa, dan KataKerja dari Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, serta Tepian Kolektif asal Berau, Kalimantan Timur. Kemudian Bapalok asal Kupang, NTT, dan Wanu Sinema asal Seram Bagian Timur, Maluku.
“Selama proses lokakarya mereka para peserta berhasil menyelesaikan masing-masing tiga serial dengan isu dan konteks pada lokalitas dan pangan masing-masing daerah,” katanya.
Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kemendik ad Mahendra mengatakan, kegiatan lokakarya seperti ini dirasa semakin nan kuat dalam menyebarluaskan nilai keunggulan Indonesia.
Menurut Mahendra, melalui sarana inovatif yang diselenggarakan oleh Rumata ArtSpace diharapkan dapat tersebar luas narasi dari setiap kekayaan daerah di Nusantara.
“Dengan mengangkat keberagaman varian pangan lokal melalui media audio visual, Bacarita Digital dapat menjadi sumber pengetahuan baru kepada masyarakat,” ucapnya.