Sebagai musim penyu bertelur kembali mendekati, Komunitas Masyarakat Penggerak Konservasi (KOMPAK) Sahabat Penyu memimpin upaya bersih-bersih pantai bersama warga sekitar di Pantai Mampie, Desa Galeso, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Muhammad Yusri, Ketua Sahabat Penyu, menyoroti pentingnya menjaga kebersihan pantai ini sebagai lokasi pendaratan penyu untuk bertelur setiap tahunnya.
“Pantai Mampie merupakan tempat penyu bertelur setiap tahun. Makanya kami bersama warga membersihkannya dari sampah yang bisa menghalangi penyu untuk bertelur,” ungkap Yusri.
Menurut Yusri, seringkali penyu kesulitan menggali lubang untuk bertelur karena adanya limbah kayu dan sampah plastik di pantai, yang menghalangi proses bertelur mereka. Mustakim, seorang warga setempat yang aktif dalam pemantauan penyu bertelur, mengonfirmasi bahwa penyu cenderung menunda bertelur saat pantai dipenuhi dengan sampah.
“Biasanya penyu akan kembali ke laut jika tempat bertelurnya banyak sampah seperti limbah kayu atau sampah plastik karena sulit untuk menggali lubang,” kata Mustakim.
Data dari Sahabat Penyu menunjukkan bahwa setiap tahunnya, penyu datang untuk bertelur mulai dari akhir Februari hingga Juli di sepanjang wilayah pesisir Sulawesi Barat, khususnya di Pantai Mampie. Upaya pembersihan pantai ini diharapkan dapat memfasilitasi kedatangan penyu bertelur dengan lebih nyaman dan aman. Melalui kerja sama antara komunitas dan warga lokal, diharapkan pantai ini tetap menjadi tempat yang ramah bagi penyu untuk melakukan proses bertelur demi keberlanjutan populasi mereka.