“Jika mereka (Israel) memperluas konfrontasi, kami akan melakukan hal yang sama,” kata Nasrallah memperingatkan.
Puluhan ribu orang terpaksa mengungsi di kedua sisi perbatasan Israel-Lebanon di tengah meningkatnya ketegangan regional.
Kekhawatiran semakin meningkat terhadap konflik besar lainnya antara Israel dan Hizbullah, yang terakhir berperang pada tahun 2006.
Juru bicara Sekjen PBB Stephane Dujarric memperingatkan bahwa eskalasi yang terjadi baru-baru ini sungguh berbahaya dan harus dihentikan.
Penjaga perdamaian dari misi PBB di Lebanon, atau UNIFIL menurutnya telah memperhatikan pergeseran yang mengkhawatirkan dalam baku tembak antara angkatan bersenjata Israel dan kelompok bersenjata di Lebanon.
Serangan tersebut termasuk menurutnya menargetkan daerah yang jauh dari Garis Biru, mengacu pada garis penarikan yang dibatasi oleh PBB pada tahun 2000 setelah pasukan Israel menarik diri dari Lebanon selatan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan bahwa Washington akan terus mendorong jalur diplomatic untuk menyelesaikan ketegangan lintas batas.
“Salah satu tujuan utama kami sejak awal konflik ini adalah untuk memastikan konflik ini tidak meluas,” ujarnya.
Kekerasan lintas batas telah menewaskan sedikitnya 253 orang di pihak Lebanon. Sebagian besar dari mereka adalah pejuang Hizbullah. Sementara 37 lainnya merupakan warga sipil. Itu menurut penghitungan AFP.
Di pihak Israel, 10 tentara dan enam warga sipil tewas, menurut tentara Israel. (amr)