POIN tertinggi penilaian Adipura ada pada pengeloaan persampahan. Sejauh ini, 8 kali Kota Palopo mendapatkan Piala Adipura.
Sistem pengelolaan persampahan di TPA Palopo adalah salah satu rujukan di Sulsel. TPA sudah memiliki sistem sanitasi renville.
“Sampah masuk TPA langsung timbun dengan menggunakan tanah, karena biasanya TPA lain hanya buang saja atau open dumping, jadi gas metana itu naik ke atas,” papar Plt Kepala DLH Palopo Emil Nugraha Salam.
Kondisi sampah di pasar juga terkelola dengan baik. Ada sistem pengomposan. Toilet pasar bersih, kontainer sampah disediakan, dan sampahnya juga langsung diangkut.
Untuk RSUD Sewerigading, Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), limbah B3, pelayanan, dan keteduhan, sudah memenuhi kriteria dari tim penilai Adipura. Taman dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) makin hijau.
Yang menjadi perhatian penting pemkot adalah aspek kebersihan taman dan fasilitas publik, seperti toilet.
“Ada 24 titik yang menjadi lokus penilaian dari tim KLHK Adipura ini. Di antaranya RSUD Sewerigading, pasar, terminal, pertokoan, perkantoran, sekolah, TPA Mancani, dan taman kota,” katanya.
DLH juga berkordinasi bersama dengan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) terkait, camat, lurah, serta masyarakat untuk mengambil peran mendapatkan Piala Adipura ke-9.
Sekertaris Kota (Sekkot) Palopo Firmanza mengaku sudah sangat siap dalam menerima hasil penilaian tim Adipura.
Di Sengkang, Wajo, Pasar Mini di Kecamatan Tempe bakal menjadi objek penilaian untuk Adipura 2024. Pemkab Wajo tengah mempersiapkan diri terkait penilaian dari KLHK.