JAKARTA, FAJAR – Pemilu 2019 “menelan” banyak korban jiwa. Jangan sampai kecolongan lagi 2024 ini.
PADA Pemilu 2019, sebanyak 894 petugas TPS meninggal dan 5.175 sakit. Sebanyak 72 pengawas TPS
meninggal dan 494 sakit. Total 966 orang meninggal terkait tugas dalam pemilu saat itu.
Tahun ini, segala persiapan dilakukan agar kejadian serupa tidak terjadi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah melakukan screening (pemeriksaan) hingga menyiapkan fasilitas kesehatan untuk antisipasi.
Kemenkes mengakui tidak ada antisipasi yang baik pada pemilu sebelumnya. Padahal pada 2019, ada perubahan tata cara pemilu. Yang biasanya hanya memilih wakil presiden dan presiden, pada saat itu juga memilih calon legiselatif.
“Dengan disatukan pemilihan ini, beban kerja sangat berat. Sebab harus menghitung suara segitu banyaknya. Kita tidak ingin terjadi lagi,” kata Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia, Kemenkes, Nida Rohmawati, kemarin.
Kemenkes juga telah membuat analisis penyebab banyaknya kematian dan kasus sakit. Faktor usia, kebiasaan merokok, minum alkohol, dan punya komorbid merupakat riwayat yang banyak ditemui. Selain itu, pada saat itu jam kerja di atas 20 jam.
“Sekarang sudah kami skrining dan ada pengaturan saat pelaksanaan,” ungkap Nida.
Jika berkaca dari kasus lalu, masalah kesehatan yang sering dialami adalah kelelahan dan memiliki komorbid menjadi konsentrasi. Maka syarat usia maksimal 55 tahun dan seleksi kesehatan sangat diperlukan.
“Banyak yang meninggal dan setelah dianalisis mereka mengalami dehidrasi,” ungkap Nida.