Hal itu untuk membantu Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) memperoleh rumah yang terjangkau. “Persoalan perumahan ini sangat penting, maka butuh sinergitas semua pemangku kepentingan (stakeholder) perumahan terutama pemerintah, perbankan dan asosiasi pengembang,” katanya.
Selain itu, kata dia, sektor properti bersifat padat karya, sehingga menumbuhkan banyak lapangan kerja baru. Dan hal lain yang penting dari sektor properti adalah kebutuhan terhadap rumah masih sangat besar dan tinggi di Indonesia sehingga bisa menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi nasional.
“Dengan posisi strategis sektor properti itu, kami terus mendorong adanya terobosan untuk akses pembiayaan perumahan bagi seluruh lapisan masyarakat, di mana dibutuhkan formulasi skema pembiayaan khusus untuk membantu masyarakat di sektor informal tersebut,” katanya.
Selain itu, kata dia peran sektor perperti sangat besar untuk menopang perekonomian. Sektor ini memberikan sumbangsi untuk PDB 16 persen, PAD 30-35 persen, APBN 9 persen, dengan angkatan kerja yang masuk sektor properti telah mencapai 12 juta orang.
“Jadi sektor properti ini betul-betul menjadi penggerak sektor lainnya, multiplayer yang ditimbulkan sktor properti sangat besar,” katanya. (sae/lin)