Hasilnya secara objektif didapatkan perbaikan yang cukup signifikan. Insyaallah tahun ini “surgery camp” akan diadakan lagi dengan harapan jumlah pasien yang lebih besar dan follow up yang lebih baik. Dengan temuan yang lebih objektif terkait dengan perbaikan fungsi setelah dilakukan tindakan koreksi bedah bisa menjadi bahan pertimbangan bagi BPJS Keehatan untuk bisa memberikan akses secara langsung ke RS yang bisa melakukan tindakan koreksi bedah kepada pasien kusta dengan disabilitas.
Karena untuk memukul (beat) kusta diperlukan beat (ketukan) yang seirama pada setiap komponen yang mengambil peran. Dukungan masih sangat dibutuhkan untuk memberi keadilan bagi penderita, terutama dari pemerintah. Ikhtiar ini kita harapkan bisa mengantarkan Indonesia suatu saat nanti bisa deklarasi bebas dari penyakit kusta.
Peran serta semua pihak terkait akan menjadi kekuatan bagi pasien, sekaligus dukungan bagi tim teknis medis terkait dalam penanganannya. Bagi pasien, tentu tak boleh berkecil hati. Atensi masih ada dan akan terus diberikan, sembari menunggu kebijakan yang lebih memihak. Wallahu alam. (*/zuk)
*Tulisan ini merupakan padangan pribadi penulis, tidak mewakili sikap institusi tempat kerja
* Dokter Ortopedi dan Traumatologi RSUP dr Tajuddin Chalid Makassar
